Warta LIPUTAN HAJI

PBNU Desak Kemenag Tambah Kuota

Kam, 18 November 2010 | 11:30 WIB

LIPUTAN HAJI
PBNU Desak Kemenag Tambah Kuota
Jakarta, Pemerintah harus bisa memperjuangkan tambahan kuota pada pemerintah Saudi untuk haji tahun 2011. Meski jatah kuota ditentukan oleh Saudi di mana Indonesia mendapat 221.000 calhaj tahun ini, tapi tetap diperlukan lobi secara intens antarpemerintah dengan pemerintah atau G to G agar diberi tambahan kuota untuk mengurangi waiting list.

“Kita perlu lobi dan komunikasi yang intens terhadap pemerintah Saudi untuk mengurangi waiting list (daftar tunggu) masyarakat yang terlalu lama dan bertahun-tahun,"ujar Saifullah Yusuf yang juga Ketua PBNU ini sepulang m<>enunaikan ibadah haji di Jakarta, Kamis (18/11).

Wagub Jatim ini merasa prihatin dengan masih banyaknya waiting list (daftar tunggu) calon jamaah haji di Jawa Timur yang jumlahnya mencapai ribuan dan harus antre sampai tiga tahun. “Kasihan masyarakat yang harus menunggu antrean haji sampai tiga tahun. Itu pasti perlu kesabaran yang tinggi,"tutur Gus Ipul-sapaan akrab keponakan Gus Dur itu.

Sementara itu jamaah haji nonkuota yang disebut sebagai sandal jepit pada tahun ini mencapai 2000-an orang. Sebelumnya sebanyak 3000-an orang. Kemenag RI Suryadharma Ali mengakui pihaknya belum mampu menyelesaikan jamaah haji sandal jepit tersebut.

Padahal, jamaah haji jenis ini jelas mengganggu proses haji dan memperburuk citra Indonesia di mata pemerintah Saudi Arabia. “Untuk itu kami akan memberikan sanksi kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang meloloskan calon haji sendal jepit ini,"kata Suryadharma.

Soal tambahan kuota ini, semula Indonesia hanya akan memberangkatkan 211 ribu calon jamaah haji (calhaj), tapi dengan tambahan 10.000 orang, maka pada tahun 2010 ini jamaah haji yang berangkat sebanyak 221.000 calhaj.

Namun Kemenag mengakui bahwa jumlah sebanyak itu masih lebih rendah dibandingkan permintaan sebelumnya sebesar 235 ribu orang. "Bagaimanapun, kita bersyukur dan berterima kasih atas tambahan ini," katanya.

Selain Indonesia, Malaysia juga mendapatkan tambahan kuota. Tapi, ke depan menurut Suryadharma, tambahan kuota Indonesia kemungkinan alokasinya lebih besar untuk haji khusus. "Kalau untuk jamaah reguler diperkirakan hanya satu maktab, yang jumlahnya sekitar 3.000 hingga 3.500 orang. Ini memang belum pasti," katanya.(amf)