Partai-partai berbasis massa Islam yang tergabung dalam koalisi Partai Demokrat, ternyata tidak mampu menaikkan elektabilitas pasangan SBY-Boediono. Pemilih yang beragama Islam ternyata lebih memilih pasangan JK-Wiranto dibandingkan pasangan SBY-Boediono yang didukung PKS, PPP, PAN, dan PKB.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap 1.989 responden di seluruh Indonesia pada tanggal 15 Juni sampai 20 Juni 2009, menunjukkan, distribusi pemilih muslim pada pasangan SBY-Boediono justru menurun sampai empat persen. Sedangkan pasangan JK-Wiranto meraup kenaikan sebesar dua persen dari pemilih muslim.<>
Pada survei serupa yang dilakukan pada bulan Mei lalu, distribusi pemilih muslim pada pasangan SBY-Boediono masih berada pada posisi 71 persen. Sementara pada survei bulan Juni angka keterpilihan SBY-Boediono dari pemilih muslim anjlok di angka 67 persen.
Adapun JK-Wiranto mendapat limpahan suara dua persen dari pemilih muslim. Semula JK-Wiranto hanya dipilih tujuh persen pemilih muslim pada bulan Mei, namun di bulan Juni JK-Wiranto dipilih sembilan persen pemilih muslim.
Selain SBY-Boediono, pasangan Megawati-Prabowo juga mulai ditinggalkan pemilih muslim. Distribusi pemilih muslim terhadap Mega-Prabowo terkoreksi satu persen dari 16 persen pada bulan Mei menjadi 15 persen pada bulan Juni.
Non Muslim ke SBY
Terkait pemilih non muslim, distribusi pilihan mereka mulai beralih kepada pasangan SBY-Boediono. Pasangan nomor urut dua tersebut mendapatkan limpahan suara pemilih non muslim sebesar 18 persen.
Pada bulan Mei, pemilih non muslim yang memberikan suara kepada SBY-Boediono hanya sebesar 47 persen. Namun pada bulan Juni naik menjadi 65 persen.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional pasangan JK-Wiranto, Indra Jaya Pilliang, menilai, kenaikan elektabilitas JK-Wiranto semakin menumbuhkan rasa optimisme mereka untuk meraih hasil optimal dalam pilpres.
Indra mengaku bersyukur kenaikan elektabilitas JK-Wiranto didasarkan pada indikasi-indikasi keberhasilan kampanye dan meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada JK-Wiranto.
“Kami tidak menjual citra sebagai pihak yang dizalimi, padahal faktanya sekarang Pak JK sudah tidak lagi diajak mendiskusikan masalah-masalah negara dan sidang kabinet. Padahal dia kan masih wakil presiden,” papar Indra. (rep)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua