Brebes, NU Online
Setelah proses kelulusan peserta didik berlalu, giliran orang tua kembali memikirkan untuk menyekolahkan anaknya ketingkat yang lebih tinggi. Tetapi tidak sedikit anak dari keluarga yang kurang mampu, mengalami kesulitan akibat terbentuk biaya. Untuk itu dibutuhkan kepedulian bersama, dengan menjadi orang tua asuh bagi mereka yang kurang beruntung.
“Pendidikan, menjadi tanggung jawab bersama,” tutur Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Brebes, H Agus Hasanudin usai rapat pengelolaan Sekolah Unggulan LP Maarif NU di Gedung NU, jalan Yos Sudarso 36 Brebes, Senin (6/6).<>
Selain pemerintah yang menjamin orang miskin dan anak terlantar, tetapi pihak swasta juga perlu memberikan sumbangsih yang nyata. “Persoalan pendidikan, tidak bisa kita menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah dan orang tua peserta didik. Tetapi diperlukan orang tua asuh untuk mengangkat derajat pendidikan anak-anak miskin,” kata Agus.
Suami dari Hj Kholisoh ini menilai, belum banyak perusahaan swasta yang memberikan beasiswa secara rutin. Pihak swasta masih memandang kurang efektif pemberian beasiswa dari segi promosi. Sehingga tidak banyak yang berinvestasi melalui beasiswa. Padahal, angka kemiskinan negara kita masih tinggi yang membutuhkan uluran tangan dari pihak swasta. Sehingga, anak-anak dari keluarga yang kurang beruntung bisa mengenyam pendidikan.
Agus yang juga direktur Grup Mitra Brebes telah mencontohkan, dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi yang kurang mampu. “Alhamdulillah, kami menganggarkan secara khusus buat anak-anak pelajar NU,” terangnya tanpa menyebutkan nilai dan jumlah anak asuhnya.
Sejak dirinya memberikan beasiswa secara rutin, ayah dari Afkhor Rausan Fikr, Fifka Nisa Kamila, Putri Tsalytsa Zeinita Kautsar dan Dewi Azzahra King Faltalin Ithrat bidang usaha makin maju.
Berawal dari usaha di bidang pertanian di jalan Pramuka 17-18 Larangan Brebes, kini usahanya merambah ke bahan bangunan, elektronik, show room mobil hingga membidani koperasi. “Ternyata, ada barokah dibalik sedekah,” tandasnya.
Agus berkeyakinan, bila potensi zakat yang 2,5 persen di berdayakan, tidak ada lagi anak yang drop out dari sekolah. “Masyarakat kita masih enggan berzakat, sehingga perekonomian kita juga lamban bergerak,” pungkasnya menyimpulkan.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Wasdiun
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
Terkini
Lihat Semua