Warta

Pengamat: Cagub-cawagub non-NU Diuntungkan di Pilgub Jatim

NU Online  ·  Rabu, 30 April 2008 | 05:44 WIB

Surabaya, NU Online
Calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur non-kader Nahdlatul Ulama (NU) diuntungkan dalam Pemilihan Gubernur Jatim pada Juli mendatang. Pasalnya, banyak kader NU sendiri yang maju dalam pesta demokrasi lokal di provinsi yang masyarakatnya sebagian besar warga NU itu.

Pendapat tersebut dikemukakan Pengamat Politik dari Universitas Negeri Jember (Unej), Agus Tri Hartono, di Jember, belum lama ini. Menurut dia, bila salah satu dari kader NU gagal, calon yang lain bisa maju. Apalagi, tiga calon NU yang maju itu masih muda.<>

“Suara NU bakal terpecah. Setidaknya ada tiga kader NU yang maju dalam Pilgub, yaitu Saifullah Yusuf (cawagub Soekarwo), Ali Maschan Moesa (cawagub Soenarjo), dan Khofifah Indar Parawansa (cagub PPP),” terang Agus.

“Di banyak kasus, strategi banyak calon maju dari kader yang sama, selalu menang. Itu bisa jadi menguntungkan,” imbuh Agus.

Namun, hal itu juga bisa menjadi risiko tersendiri. Sebab, bisa memecah suara orang NU di tingkat basis. Masyarakat pendukung NU pasti bingung akan milih siapa.

Lagipula, menurutnya, para calon dari NU ini ternyata belum banyak dikenal masyarakat. Karena kurang sosialisasi di daerah-daerah. Padahal foto dari cagub mereka seperti Soenarjo dan Soekarwo sudah bertebaran.

“Masyarakat banyak yang nggak tahu, siapa itu Gus Ipul, Ali Maschan dan Khofifah. Sosialisasi yang dilakukan selama ini kurang mengena. Harus ada pencitraan untuk merekonstruksi siapa calon itu dan untuk membedakan mana yang lebih baik. Kalau begitu, apa bedanya mereka dengan calon dari non NU,” beber Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unej itu.

Menurutnya, yang penting bagi masyarakat calon itu harus dikenal dekat. Jadi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan calon dari NU.

Karena itu, Agus menganggap peluang calon non NU lebih besar untuk memenangkan pilgub Jatim. Sebab, dukungan suara mereka tidak terpecah dan lebih total. Kadernya juga tidak dibuat bingung.

“Masyarakat hanya pilih calon yang dipertimbangkannya. Dan, ketika memilih calon dari NU yang lebih dari satu mereka akan bingung. Padahal, dari tiga calon itu juga belum banyak dikenal,” tuturnya. (sbh/rif)