Warta

Pesantren Ath-Thohiriyah Gelar Workshop Tahrij Hadits

NU Online  ·  Jumat, 29 April 2011 | 02:14 WIB

Purwokerto, NU Online
baru-baru ini, Pondok Pesantren-Pondok Pesantren Ath Thohiriyyah Grumbul Parakan Onje, Kelurahan Karangsalam, Kecamatan Kedungbanteng, Purwokerto sebagai koordinator Program Kemitraan Pesantren, menggelar Workshop Takhrij Hadits Manual dan Digital. Kegiatan ini dilaksanakan atas bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto.

Sebanyak 25 perwakilan dari pondok pesantren di wilayah kabupaten Banyumas dan Cilacap, menghadiri acara yang akan berlangsung selama dua hari itu. Hari pertama akan diisi dengan takhrij hadits secara manual di aula Pesantren Ath-Thohiriyyah.
/>
Dalam kesempatan ini, tampil sebagai pembicara Chariri dari STAIN Purwokerto. Hari berikutnya peserta akan mendapat pengetahuan tentang metode takhrij hadits secara digital di Laboratorium Komputer STAIN Purwokerto, dengan pembicara Akhmad Dahlan dan Ridwan.

Staff Humas Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah, Akhmad Syaefudin mengatakan, takhrij hadits merupakan upaya untuk menelusuri validitas sebuah hadits. Apakah itu sahih atau tidak. Menurutnya, ada Sembilan kitab induk yang merangkum hadits-hadits Rosulullah Muhammad SAW. Selain kitab-kitab itu, masih banyak kitab lain yang mendukungnya.

“Secara manual, kita akan mencari darimana asal hadits dan siapa yang meriwayatkannya dengan cara membuka kitab hadits itu. Workshop ini perlu bagi santri agar mengetahui kebenaran hadits itu” tegasnya.

Selain itu, santri juga dituntut untuk bisa mengetahui mencari kesahihan hadits secara digital. Dengan tujuan santri mengikuti perkembangan teknologi saat ini.”ini sudah menjadi kebutuhan mereka, jangan sampai santri gagap teknologi” tegasnya.

Salah satu pemateri, Ridwan mengatakan, takhrij hadist penting dilakukan untuk mencari kesahihan dari hadits itu. Apakah nantinya bisa menjadi landasan hukum atau tidak.

“Sering kita mendengar atau tahu tentang suatu hadits. Namun kadang kita tidak tahu siapa yang meriwayatkannya,” katanya.

Metode digital dalam takhrij hadits, merupakan metode terbaru. Saat ini hadits yang terangkum dalam kitab, sudah ada dalam bentuk software. Dalam pelatihan ini, santri akan diberi pengetahuan langkah-langkah pengoperasian dalam takhrij hadits itu. (ful)