Warta

Pipa Meledak, Pemerintah Harus Tekan Lapindo Tanggung Jawab

NU Online  ·  Jumat, 24 November 2006 | 04:30 WIB

Jakarta, NU Online
Pemerintah harus berani menekan pemilik Lapindo Brantas Inc untuk bertanggung jawab atas insiden meledaknya pipa gas Pertamina di lokasi genangan lumpur Lapindo, Sidoarjo yang terjadi pada Rabu (22/11) malam lalu.

"Pemerintah harus melakukan tekanan ke[ada pemilik Lapindo, korban jiwa begitu besar, dan ini harus diselesaikan oleh Lapindo," kata mantan ketua DPR, Akbar Tanjung, di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta, Kamis (23/11/2006) malam.

<>Mengenai penjualan Lapindo ke Freehold Ltd, Akbar Tanjung mengatakan bahwa Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) harus melakukan penyelidikan yang mendalam apakah penjualan itu fair, transparan, dan wajar.

"Jangan sampai masyarakat bertanya-tanya apa itu dilakukan dengan fair atau tidak," tegas mantan Ketum Golkar ini.

Jikalau nantinya Bapepam menilai ada kejanggalan dan salah, maka Bapepam harus berani mengatakan bahwa penjualan itu tidak bisa dilaksanakan.

"Namun ada juga pengusaha yang berani mengambil resiko, beli sekarang karena harganya lebih murah daripada dalam kondisi normal," nilainya.

Akibat ledakan pipa gas itu,  jumlah korban tewas di sekitar semburan lumpur Lapindo sempat simpang siur. Namun Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro memastikan 7 orang meninggal dunia dan 4 orang masih hilang.

Korban meninggal adalah Danramil Balongbendo Kapten Afandi, Serda Hafidz (Yonzipur V), Tri Iswandi dan Yusman Edi Yanto (Jasa Marga), Bripka Slamet PJR dan Bripda Fani (PJR Polda Jatim), serta Edi Sutarno (PT Adhi Karya).

"Yang belum diketahui nasibnya yaitu Danramil Taman Sidoarjo Kapten Hendro, Stevanus Prasetyo (Jasa Marga), Haryo (PT Adhi Karya) dan Dodi salah satu kontraktor," terang Purnomo kepada wartawan di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/11/2006).

Sementara, korban yang menderita luka-luka sebanyak 12 orang. "Mereka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 7 orang," katanya.

Untuk mencari korban yang masih hilang, Purnomo memerintahkan Tim SAR dari TNI-Polri untuk bekerja keras dan serius. "SAR saat ini mencari dan menyelamatkan korban, dilaksanakan oleh TNI-Polri, dibantu oleh relawan SAR Mahameru," katanya.

Mengenai penyebab pecahnya pipa gas yang berbuntut ledakan itu, Purnomo menegaskan, hal itu disebabkan terjadinya penurunan tanah di sekitar tanggul utama semburan lumpur Lapindo Brantas Inc, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

"Pukul empat sore sebenarnya telah ada penurunan lapisan tanah lebih dari dua meter di tanggul utama yang menyebabkan runtuhnya tanggul. Karena itulah, air dan lumpur menggenangi jalan tol," jelas dia. (dc/dar)