Warta

PKB: Ide Penggabungan Partai-Partai NU Harus Sesuai Platform

Rab, 22 April 2009 | 11:37 WIB

Jakarta, NU Online
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bereaksi terhadap ide penggabungan partai-partai berbasis massa nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama/NU) seperti yang disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi.

Bagi PKB, gagasan itu bisa saja diwujudkan namun harus disesuaikan dengan platform masing-masing partai. Platform yang dimaksud harus sama antara masing-masing partai. Kalau platform-nya berbeda, tentu penggabungan itu sulit untuk diwujudkan.<>

Pendapat tersebut dikemukakan Wakil Ketua Dewan Syura DPP PKB, Lily Chadijah Wahid, kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jalan Sukabumi, Jakarta, Rabu (22/4).

“Masing-masing partai, kan, punya platform. Nah, kalau yang mau digabungkan itu platform-nya sama, bisa saja. Tapi, kalau tidak sama, ya, susah,” ujar Lliy yang juga adik kandung mantan presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.

Ia menjelaskan, PKB, misalnya, yang merupakan partai terbuka, agak sulit jika digabungkan dengan partai berbasis NU yang platform-nya adalah Islam. “PKB ini partai kebangsaan, partai terbuka, calegnya tidak saja dari kalangan muslim, tapi juga nonmuslim,” tandasnya.

Maka, imbuh Lily, terlalu naïf jika PKB digabungkan dengan partai yang berbeda platform. “Terlalu naïf kalau penggabungan itu dipaksakan, sementara masing-masing berbeda platform,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Lily didampingi beberapa caleg PKB. Dua di antaranya adalah nonmuslim, yakni, Sandy Nayowan (Kritiani) dan Daniel Johan (Buddha).

Senin (20/4) lalu, Hasyim mengutarakan gagasan dan menyarankan partai politik berbasis NU bergabung. Sehingga hanya ada satu ‘partai NU’. "Partai yang tidak lolos parliamentary threshold (PT) sebaiknya bergabung dengan yang lolos," katanya.

Ia mencontohkan PKNU, yang jika sampai akhir penghitungan perolehan suara ternyata tidak lolos PT. Partai disarankan bergabung dengan PKB. "Partai Persatuan Pembangunan tidak termasuk, karena bersama orang lain (unsur selain NU)," ujarnya.

Pada Pemilu 2009, hampir bisa dipastikan partai berbasiskan kaum santri itu, terpecah menjadi tiga, yakni PKB, PKNU, dan PPNUI. Dari ketiga partai tersebut, hanya PKB yang memperoleh 5,1 persen. Sedangkan dua partai lainnya di bawah 1 persen, hampir tidak lolos PT. Sehingga hampir dipastikan pula tidak ikut dalam pemilu selanjutnya atau membentuk partai baru. (rif)