Warta

PM Israel Kunjungi Turki Bahas Konflik Israel-Palestina dan Iran

Rab, 14 Februari 2007 | 09:00 WIB

Jerusalem, NU Online
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Rabu (14/2) melakukan kunjungan ke Turki untuk membahas sejumlah isu seprti konflik Israel-Palestina dan ambisi nuklir Iran.

Turki yang menjadi sekutu Israel juga AS itu telah menawarkan bantuan untuk mewujudkan upaya-upaya perdamaian mengingat hubungan baiknya dengan Israel dan Palestina yang sudah lama bersengketa<>.

Sejumlah pengamat mengungkapkan, kunjungan Olmert selama dua hari di Turki dan rencana pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menlu AS Condoleezza Rice tidak akan menghasilkan langkah-langkah positif dalam menyelesaikan konflik Timur Tengah.

Pejabat pemerintah Israel Miri Eisin mengungkapkan bahwa negaranya memiliki hubungan baik dengan negara Yahudi tersebut. "Israel dan Turki memiliki hubungan strategis yang penting di segala bidang."

"Turki merupakan negara demokrasi moderat yang telah memainkan peranan yang sangat penting menyangkut isu Isreal-Palestina. Israel berharap dapat memperluas peran Turki di garda depan," kata Eisin kepada AFP.

Olmert yang menurut rencana akan tiba di Ankara hari ini akan bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Menlu Turki Abdullah Gul dan sejumlah pejabat tinggi Turki lainnya pada Kamis besok.

Israel dan Turki yang menjadi sekutu-sekutu AS menjalin hubungan baik dengan melakukan kerjasama baik di bidang ekonomi maupun militer.

Menyinggung kunjungan Olmert ke Turki, Erdogan menuduh Israel telah menyulut ketegangan dengan umat Islam di seluruh dunia menyusul rencana Israel yang tetap melanjutkan penggalian dekat Masjidil Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam.

Erdogan mengungkapkan bahwa negaranya "terusik dan marah" atas rencana Israel tersebut.

"Terus terang, saya akan katakan kepada pemerintah Israel bahwa Masjidil Aqsa adalah satu di antara tempat tersuci bagi umat Islam di seluruh dunia dan segala tindakan apapun yang melanggarnya akan menuai reaksi-reaksi yang dibenarkan," ungkap Erdogan.

Sebaliknya, Eisin mengatakan bahwa penggalian tersebut akan tetap dilanjutkan. "Kami akan menjelaskan bahwa penggalian ini akan berlanjut dan bahwa penggalian ini di luar Temple Mount (Masjidil Aqsa)." (dar)