Warta HARLAH PMII

PMII dan NU harus Bersinergi

Ahad, 17 April 2011 | 12:48 WIB

Tegal, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Tegal gelar peringatan Harlah ke-51 yang di tempatkan di Aula Sekolah Tinggi Agama Islam STAIBN Slawi lantai 2, jalan Jeruk No 9 Procot, Sabtu (16/4) malam.

Kegiatan harlah itu diisi dengan saresehan, pertunjukan kreasi seni kader PMII dan musikalisasi puisi. Saresehan yang bertajuk PMII alam mengawal tradisi kultur serta mencerdaskan anak bengsa sebagai implementasi gerakan mengundang narasumber antara lain, Pembina PMII Cabang Kabupaten Tegal, KH Drs Jamil Muslim, MSi, yang juga ketua STAIBN Tegal, Alumni PMII Syafi’i Pahlevi,SAg, dan anggota DPRD KabupatenTegal Fatihudin SAg yang juga alumni PMII.<> 

Saat didaulat menjadi narasumber KH Jamil Muslim menjelaskan PMII dan NU harus sinergi karena PMII merupakan organisasi yang berafiliasi kepada NU bukan kepada yang lainya, dalam sisi lain PMII juga harus kritis terhadap semua aspek, karena ada harapan yang dititipkan kepada PMII agar tetap menjadi gerakan yang kritis, termasuk kritis terhadap kebijakan pemerintah dalam pembangunan maupun pengambil kebijakan yang berhubungan dengan kemaslahatan umat.

“PMII juga jangan melupakan tradisi, karena tradisi ini penting untuk dijadikan referensi gerakan, sehingga arah dan tujuan yang diharapkan bisa tercapai dan sesuai dengan ketentuan. Keindependenan PMII juga harus terjaga dengan baik dan benar yang dibingkai dengan hati nurani. Sudah saatnya kita belajar memberikan kontribusi tanpa adanya harapan untuk dibalas dengan apapun, sehingga gerakan kita memiliki nilai yang pantas untuk nilai baik oleh siapapun dan pihak manapun,“ jelasnya

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 50 peserta termasuk dari anggota komisariat. Ikut hadir juga dalam kegiatan tersebut Pengurus Cabang NU Kabupaten Tegal, Perwakilan GP Ansor Kabupaten Tegal, dan juga sejumlah OKP di kabupaten Tegal, terlihat juga perwakilan pengurus Cabang IPNU-IPPNU KabupatenTegal.

“Melalui seni budaya itu para kader bisa mengawali tradisi kultur, yang intinya PMII lahir dari budaya NU, akan tetapi independensi tetap berjalan tetapi secara kultural tetap NU. Karena dinamika dan pergerakan PMII tidak lepas dari wilayah budaya dan kebangsaan, peran budaya dan tradisi ini sebenarnya penting bagi PMII sehingga arah dan tujuan PMII sebagai gerakan intelektual bisa tahu posisi dan arahnya.

“Disisi lain muncul trend budaya yang memang sulit sekali untuk dibendung yang menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang dan tindakan amoral, untuk itu PMII sebagi wadah gerakan untuk lebih mengawal kultur kebangsaan ala Nahdliyin dan ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa sebagai implementasi gerakan,” kata ketua PMII Cabang Kabupaten Tegal Bambang Irawansaat di temui NU Online di sela-sela kegiatanya.

Harapan ke depan, lanjut Bambang yang biasa disapa, Agar mengubah kaderisasi dan menambah basis PMII di kabupaten Tegal sehingga dengan demikian lahan yang kita garap lebih luas dan memiliki banyak warna, karena kita tidak bisa berbuat banyak kalau hanya mengandalkan komisariat yang ada, untuk itu pengembangan komisariat juga menjadi agenda yang terus menerus akan kami lakukan,“ harapnya. (miz)