Warta SEABAD PANGLIMA HIZBULLAH

PP LTN: ‘Hadirkan’ Tokoh Sejarah, Gerakkan Nation Building

NU Online  ·  Rabu, 25 November 2009 | 13:07 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam sebuah gerakan sosial, kepemimpinan dan keteladanan sosok tokoh merupakan faktor penting yang mampu mengikat, menggerakkan dan mengarahkan sebuah gerakan. Tokoh yang dihadirkan bisa jadi masih hidup dan masih memberikan keteladanan di tengah masyarakat, namun bisa jadi sudah meninggal.

Demikian dikatakan Ketua Pucuk Pimpinan Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama Abdul Mun’im DZ di sela acara peringatan 100 KH Zainul Arifin, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/11) malam.<>

“Ketika hendak memulai gerakan melawan Belanda misalnya Pangeran Diponegoro giat menghadirkan tokoh-tokoh besar seperti Kertanegara, Gadjahmada dan sebagainya. Di Amerika Latin misalnya melakukan perlawanan untuk membangun kembali kawasan Benua Selatan itu dengan menghadirkan Simon Bolivar tokoh besar yang hidup pada  abad lalu,” katanya.

Karena itu PP LTN NU bekerjasama dengan Duta Aksara Mulia menyelenggarakan Perayaan 100 tahun KH Zainul Arifin sebagai upaya untuk menghadirkan tokoh teladan dalam melanjutkan perjuangan bangsa ini.

“Bangsa ini sekarang dilanda berbagai kisruh politik dan disorientasi kebudayaan. Ketokohan Zainul Arifin sengaja kembali dihadirkan untuk memberikan teladan bagi kita bagaimana memimpin sebuah bangsa dan mengelola sebuah negara,” katanya.

Zainul Arifin memang sosok yang layak diteladani, walaupun ia mendapatkan pendidikan Belanda, tetapi tidak menjadi Blandis, tidak meninggalkan etika pesantren dan doktrin ahlusunnah serta segenap tradisi yang menyertainya. Demikian juga ketika sudah menduduki posisi tinggi dalam jajaran politik nasional, komitmen kerakyatannya justru semakin besar. Karena posisi ini dianggap sebagai sarana bukan tujuan, yaitu sarana untuk

Menurut Mun’im kerinduan bahkan kebutuhan terhadap tokoh teladan ini memang selalu muncul termasuk pada generasi sekarang ini. Bisa disaksikan pada tahun ini beberapa tokoh nasional juga dirayakan ulang tahun keseratusnya, ini semua tidak lain sebagai upaya untuk mencari teladan, sehingga bangsa ini bisa meneladani sikap perjuangan mereka dalam membangun Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa di antara kita masa ada orang yang mengidealkan perjuangan mereka dan menjadikan mereka sebagai teladan, termasuk dalam menghadapi kehidupan yang tidak mengarah ini,” katanya.

”Saat ini ada kebutuhan kembali untuk melanjutkan cita-cita lama yaitu melakukan character building (pembangunan karakter bangsa) dan nation building (pembangunan bangsa), untuk mengembalikan harkat dan martabat bangsa ini. Ini merupakan langkah penting untuk menuju state building (membangun negara). Kehadiran tokoh perjuangan seperti Zainul Arifin, Bung Karno, Bung Hatta dan sebagainya menjadi contoh yang sangat penting,” tambahnya.

Kehadiran tokoh teladan ini setidaknya mampu mengingatkan mereka kepada ajaran leluhur tentang pengabdian dan perjuangan bagi kepentingan agama dan bangsa. Terutama ketika masyarakat telah kesulitan mencari teladan di lingkungan masyarakatnya sendiri, maka kehadiran tokoh sejarah ini bisa sebagai ganti, demikian Mun’im. (nam)