Industri asuransi syariah di tanah air terus berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan asuransi syariah yang bermunculan. Meningkatnya asuransi syariah ini juga berimbas pada peningkatan premi. Pasalnya, pada 2010 premi asuransi syariah bakal tumbuh 40 hingga 50 persen.
Kepala Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Agus Edi Sumanto mengatakan asuransi syariah saat ini menjadi alternatif bagi masyarakat yang menginginkan perlindungan atas diri dan keluarga. Hal ini dikarenakan prinsip syariah yang dikembangkan menjadin kelebihan tersendiri dibanding asuransi konvensional.<>
"Meski tahun ini pertumbuhan premi asuransi syariah tidak setinggi tahun lalu akibat krisis namun ke depan saya prediksi pertumbuhannya bisa naik di� angka 40 sampai 50 persen," katanya kepada beritajatim.com di sela-sela Seminar Nasional Outlook Ekonomi Syariah 2010 di FE Unair, Sabtu (12/12).
Menurut dia, pada 2009 premi asuransi syariah masih jalan di tempat akibat terganggunya capital market yang terimbas krisis. Sedangkan pada tahun 2008, premsi asuransi syariah secara nasional tembus di angka Rp 2 triliun. Angka itu naik dibanding tahun 2007 karena premi pada tahun tersebut mencapai Rp 1,14 triliun.
Diakui Agus Edi, saat ini adalah era kebangkitan asuransi syariah. Pasalnya, asuransi syariah secara finansial tidak terlalu terkena dampak krisis dan memiliki potensi kuat untuk bertahan kecuali asuransi syariah yang menyimpan dananya di pasar modal.
''Perusahaan asuransi luar negeri bisa saja terkena dampak, karena sumber mereka adalah dari negara-negara yang terkena krisis seperti Eropa, Amerika, atau Jepang. Sedangkan asuransi syariah hanya terkena riak-riak gelombang krisis ekonomi," ujarnya seperti dikutip beritajatim.com.
Mengenai pasar asuransi syariah yang masih besar, dijelaskan Agus Edi intinya asuransi syariah ke depan masih memiliki potensi. Indikator ini tidak terlepas dari semakin membaiknya capital market pada 2010.
"Kalau capital marketnya bagus artinya asuransi syariah bisa berkembang lebih pesat lagi. Sebaliknya kalau marketnya terganggu juga berimbas pada bisnis asuransi ini," ungkapnya. (min)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya
6
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
Terkini
Lihat Semua