Warta

Puasa, Disarankan Banyak Makan Sayuran Berserat untuk Tunda Lapar

Rab, 3 Agustus 2011 | 10:53 WIB

Sungai Raya, NU Online
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Titus Nursiwan mengatakan untuk menjaga ketahanan tubuh selama menjalankan ibadah puasa, umat muslimdisarankan banyak mengkonsumsi sayuran berserat, karena dapat menunda lapar hingga 14 jam.

"Selama bulan puasa, ada baiknya memperbanyak makanan berserat tinggi. Kandungan serat yang tinggi akan mengurangi rasa lapar hingga 14 jam. Salah satu yang paling populer adalah sayur bayam dan pisang berangan," katanya di Sungai Raya, Rabu.
<>
Menurut dia, dengan makanan berserat, dipastikan ibadah puasa dapat lebih khusyuk dilakukan, karena stamina tubuh lebih optimal.

Sebaliknya, kata dia, dengan kondisi perut yang kosong ada beberapa hal yang harus dihindari. Bukannya dilarang seratus persen, namun hal ini hanya akan mengurangi sedikit ketahanan tubuh.

"Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang banyak mengandung gas. Di samping itu, makanan yang mengandung banyak santan juga sebaiknya dihindari, ini sebenarnya hal yang paling banyak disukai masyarakat," katanya.

Titus menjelaskan, pada kondisi perut kosong, bagi yang berpuasa sebenarnya gampang terserang penyakit. Di antara penyakit yang paling umum adalah flu.

Sehingga, bagi masyarakat yang rentan terserang flu, sebaiknya sangat berhati-hati dalam menjaga kondisi tubuhnya. Terlebih dengan kondisi cuaca yang sering tidak kondusif sekarang ini.

Pada saat puasa, air yang harus masuk ke dalam tubub adalah 2,5 liter atau 10 gelas air. Pasokan itu harus bisa terealisasi selepas berbuka puasa, dan memasuki waktu sahur. "Ritmenya terserah masing-masing kebutuhan tubuh, kapan mau menerimanya," katanya.

Ia mengatakan, mengkonsumsi suplemen tidak dianjurkan bagi mereka yang menjalani ibadah puasa. Hal ini karena suplemen hanya dibutuhkan sebagai pelengkap dari pemenuhan kebutuhan pokok yang sudah diasup.

"Sehingga, pemenuhan kebutuhan pokok menjadi kurang selama puasa, dan karena itu, suplemen tidak perlu dikonsumsi," kata Titus.

Redaktur: Mukafi Niam
Sumber   : Antara