Warta PILGUB JATIM

PWNU Jatim Merasa Maju Kena Mundur Kena

Jum, 5 September 2008 | 13:57 WIB

Jakarta, NU Online
Pemilihan gubernur Jawa Timur yang masih menuju tahapan ke dua menjadikan PWNU Jatim harus sibuk menjaga keseimbangan politik diantara para kandidat yang ingin merebut hari warga NU.

“Yang Karsa (Karwo-Syaifullah Yusuf) pendukungnya para kiai yang potensial, yang Ka-ji, (Khofifah, Mudjiono) saya tahu bener, kader NU, yang dukung para kiai ditambah KH Hasyim Muzadi secara pribadi, sehingga saya maju kena, mundur kena,” kata Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Allallah dalam perbincangan dengan NU Online baru-baru ini di Jakarta.<>

Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolilnggo Jatim ini menjelaskan, kalau bicara Jawa Timur, tak akan mungkin tanpa memperhitungkan NU. Demikian pula, kurang lengkap membicarakan NU tidak menyinggung Jawa Timur.

“Pada Pilkada, semua calon juga mencari simpati pada kekuatan simpul yang dimiliki NU seperti kiai pesantren, pengurus NU, lembaga, lajnah dan badan otonom. Ini juga terjadi sekarang dalam pemilihan gubernur,” terangnya.

“Karena semuanya memiliki link dengan kekuatan simpul, maka terjadi perbedaan pilihan. Tiap kali saya ada kesempatan, saya meminta kepada pengurus cabang atau masayikh, silahkan berbeda pendapat, tetapi jangan merusak ukhuwah,” tandasnya.

Ditegaskannya, karena PWNU bukan lembaga politik, maka tidak mungkin menginstruksikan pilihan pada satu arah, warga NU secara pribadi dipersilahkan bertanya pada hati nurani masing-masing.

“Sebagai pengurus PWNU, saya pake jurus, tawasssuth dan i’tidal, tengah-tengah dan berbuat adil,” imbuhnya.

Dalam putaran kedua ini, dua calon yang tersisa ngaku kader NU, namun dalam posisi yang berbeda, Syaifullah Yusuf yang merupakan ketua GP Ansor hanya berposisi sebagai wakil, berpasangan dengan Karwo, yang juga mengaku orang NU. Mereka bersaing dengan Khofifah, yang merupakan ketua umum PP Muslimat NU, sebagai calon gubernur berdampingan dengan Mudjiono. (mkf)