Warta MISI PERDAMAIAN PBNU (7)

Ratusan Ulama Lebanon Tekun Menyimak Pemikiran NU

Kam, 21 Januari 2010 | 02:39 WIB

Beirut, NU Online
Prinsip-prinsip NU yang tertuang dalam Khitah Nahdliyah yang meliputi  sikap-sikap tawasuth, tawazun dan i’tidal itu ternyata mampu menarik perhatian kalangan ulama Lebanon, apalagi setelah prinsip-prinsip tersebut diterjemahkan lagi menjadi gerakan nyata dalam sehingga melahirkan ukhuwah atau solidaritas mulai dari solidaritas antara warga dan ulama NU sendiri.

Solidaritas antar warga kemudian diperluas menjadi solidaritas antar bangsa (ukhuwah wathoniah) dan diperluas lagi menjadi ukhuwah Islamiyah adan khirnya sampai pada ukhuwah basyariah (solidaritas kemanusiaan) pada tataran global.<>

Demikian dijelaskan Hasyim dalam pidatonya dihadapan Tajammu Ulamaul Muslimin (liga Ulama Lebanon) yang terdiri dari berbagai aliran dan madzhab yang selama ini bertikai.

Dalam kesempatan NU Hasyim Muzadi juga menegaskan bahwa dengan prinsip-prinsip semacam itu bukan melemahkan Islam, sebaliknya menjadi kekuatan Islam, terbukti Indonesia merupakan umat Islam terbesar di dunia. Padahal sebelumnya Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau itu juga menganut agama yang berbeda-beda mulai agama primitif, agama Hindu, budha dan sebagainya, kemudian bisa diajak mauk ke dalam agama Islam.

Tidak hanya itu kemudian merekabisa dipersatukan dalam Islam, dan inilah yang dulu menjadi kekuatan terpenting dalam menghadapi penjajahan Belanda selama 350 tahun.

NU sebagai kekuatan Islam terbesar lahir dalam kancajh perjuangan melawan penjajah itu, dan alhamdulillah ataas peran NU dan kelompok lainnya itu bangsa Indonesia bisa merdeka, dan Islam terus berkembang sehingga menjadi Islam terbsar di dunia, dan Islam Indonesia terbesar adalh NU. Jadi ini menunjukkan strategi dakwah dan strategi politik NU itu relevan.

Persatuan menurut hasyim merupakan prasyarat penting bagi tercapainya kebebasan dan kemenangan. Tanpa persatuan tak akan ada perjuangan, demikian Hasyim memotivasi kalangan ulama dari berbagai aliran baik dari Sunni yang meliputi berbagai madzhab dan dari Syiah yang terdiri dari berbagai aliran yang saling berbeda tetapi kini bersatu.

Karena itu Hasyim berharap persatuan ulama dalam Tajammu Ulama ini dipertahankan, sehingga akan bisa membebaskan palestina dan semua wilayah Arab yang diduduki  Israel.

Dalam setiap jeda pidato Hasyim itu disambut dengan teriakan shalawat dan Allahu akbar dalam para ulama setempat. Dan diakhir pidatonya ia disambut dengan gemuruh tepuk tangan.

Sementara itu Syek Ahmad Zein mengatakan bahwa umat Islam memang perlu banyak belajar pada pemikiran dan pengalaman NU karena itu kami mengundang NU untuk hadir dalam majelis ini. "Kita mengakui kebesaran Islam Indonesia melaui NU ini dengan pengalamannya yang lengkap," katanya.

Pimpinan Tajammu juga aberharap PBNU dengan ICISnya yang sudah diakui sebagai salah satu peninjau dalam Sidang umum PBB  juga diharapkan turut memasukkan Tajammu ini menjadi peninjau dalam Sidang PBB sehingga bisa menyampaikan aspirasinya, tidak cukup diwakili pemerintah.

Di akhir pertemuan itu ditandatangani kerjasama antara Tajammu dengan PBNU yang menyangkut soal pendidikan dan dakwah, termasuk pengembangan riset serta dalam menghadapi berbagai persalan internasional. (mdz)