Warta

Ribuan Orang Antarkan Pemakaman Ayatollah Montazeri

NU Online  ·  Senin, 21 Desember 2009 | 15:08 WIB

Qom, NU Online
Ribuan orang mendatangi Kota Qom untuk menghadiri pemakaman ulama yang reformis Ayatollah Hoseyn Ali Montazeri. Pemimpin oposisi menyebut Senin ini sebagai hari berkabung nasional dan laporan situs reformis menyebutkan keamanan di Qom ditingkatkan.

Pemakaman direncanakan di tempat suci terbesar di Qom, sekitar 125 km dari Teheran, pada pukul 09.00 waktu setempat.Situs reformis menyebutkan pemimpin oposisi Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi akan hadir dalam upacara pemakaman. Salah satu situs yang mendukung Mousavi, Kaleme, menyebutkan : "Kami mengundang semua orang religius yang berkabung untuk ikut hadir di pemakaman pemimpin spiritual ini."<>

Pemerintah akan menghadapi tantangan besar berkaitan dengan upacara pemakaman ini. Ayatollah Montazeri merupakan salah satu tokoh Islam syiah yang paling dihormati. Dia merupakan pencetus revolusi 1979 yang menjadikan Iran sebagai sebagai negara Islam, tetapi kemudian menjadi kritikus yang keras terhadap pemerintah. Montazeri meninggal di Qom pada Sabtu malam diusia 87 tahun.

Pada hari Ahad (20/12), kerumunan besar masyarakat yang berkabung berkumpul di depan kediaman Ayatollah di Qom untuk memberi penghormatan terakhir. Cuplikan video di situs internet memperlihatkan ratusan orang di jalan di kampung halaman Ayatollah di Najafabad.

Kumpulan massa juga terlihat di Teheran dan kota lain. Salah satu situs, Jaras, menyebutkan murid ayatollah, Ahmad Qabel, telah ditahan dalam perjalanan menuju pemakaman. Media asing dilarang di Iran sejak aksi protes pasca pemilu dan sering kesulitan untuk membuktikan laporan semacam ini. Tidak ada media asing yang diijinkan untuk meliput pemakaman.

Pemerintah tidak memberikan komentar secara langsung tentang situasi keamanan. Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan belasungkawa pada hari Minggu dan memuji Ayatollah Montazeri sebagai ahli hukum terkemuka.

Namun pemimpin tertinggi menyampaikan hal itu disertai kritik dengan mengatakan dia berharap Tuhan akan mengampuni Ayatollah karena gagal dalam "ujian penting". Ini menunjukan Ayatollah Montazeri berbeda dengan pemimpin revolusi, Ayatollah Rohullah Khomeini.

Hoseyn Ali Montazeri merupakan pendukung Ayatollah Khomeini.Tetapi mereka berbeda pedapat menyusul penurunan catatan Hak Asasi Manusia beberapa bulan sebelum Ayatollah Khomeini meninggal karena kanker pada 1989. (bbc)