Warta MAULID NABI

Ribuan Warga Turun Jalan, Naiki Onta Buatan

Jum, 18 Februari 2011 | 01:27 WIB

Tegal, NU Online
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat desa Kabunan kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal memberikan arti sendiri pasalnya pada malam peringatan yang dilaksanakan Senin (14/2) kemarin berbagai macam kegiatan dilaksanakan, yang paling menyedot perhatian adalah kegiatan arak-arakan yang berkeliling mengitari jalan desa.

Terlihat barisan arak-arakan mempati urutan pertama, kelompok yang mengenakan pakaian gamis ala Arab dengan berbagai modifikasi dan beberapa orang sebagai pusat pimpinan menaiki unta buatan dengan tinggi sekitar 2 metet dan lebar 4 meter, berjejer pada berisan kedua kelompok seni Rudad.<>

Orang tegal menyebut kelompok seni Rudad sebagai kuntulan yaitu kelompok silat jawa yang serempak mengenakan pakaian serba hitam dengan mempertunjukan gerakan-gerakan bela diri, runtutan berikutnya semacam sirkus tradisional dengan menggunakan api sebagai media atraksi, masih dalam deretan arakan groub rebana ibu-ibu muda dengan kompaknya dan penuh semangat menggebug rebana.

Tak ketinggalan aksi hiburan terlihat juga seperti laki-laki didandani ala wanita, group angklung dengan sentuhan nada-nada Islamipun ikut mewarnai, deretan yang paling panjang terlihat ratusan santri MDA. Al Islamiyah dan peserta didik MI. Tarbiyatul Atfal, seolah menjadi penutup rentetan barisan arak-arakan paling belakang beberapa kendaraan dihias seperti becak, sepeda dan mobil yang ditumpangi peserta .

Rupanya kegiatan arak-arakan inilah yang menjadikan masyarakat rela berdesak-desakan turun kejalan bahkan taksiran NU Online ribuan warga ribuan warga ikut menyaksikan jalannya arak-arakan, tak hanya kegiatan arak-arakan kemah Maulidpun pada malam perayaan itu ikut di gelar di halaman MDA. Al Islamiyah .

Koordinator kegiatan, Chmadan, S.Pd.I kepada NU Online menjelaskan kegiatan ini sengaja digelar agar masyarakat lebih memiliki rasa mahabah kepada kanjeng nabi Muhammad, selain itu juga sebagai bentuk penghormatan dan memeriahkan tanggal kelahiran nabi Muhammad  Sholallahu alaihi wasalam.

“Kita adalah umat nabi Muhammad jadi kalau kita tidak menghormati dan bangga kepada nabi kita lalu siapa lagi yang akan menghormati dan membanggakan, kegiatan ini adalah salah satu wujudnya. Umat dan Nabinya adalah satu paket ajaran keselamatan, sarana untuk mencapai itu salah satunya dengan memuliakan dan membesarkan juru selamat yaitu nabi.

Dalam kegiatan ini kami juga mengajak berbagai unsur dan kalangan baik ormas keagamaan dan ormas non keagamaan yang memiliki rasa bangga dan peduli untuk syi’ar Islamiyah. "Ya ini juga sebagai bentuk syi’ar juga karena dari masyarakat Islam sendiri mungkin ada yang tidak tahu kapan Nabinya dilahirkan," jelas Chamdan yang juga ketua PAC. GP. Ansor Kecamatan Dukuhwaru .

Salah seorang tokoh masyarakat Tarsudin mengaku bangga dengan adanya kegiatan tersebut selain syi’ar juga memberikan arti tersendiri mengajak masyarakat untuk bersatu mempertahankan tradsi yang baik, sesuai dengan motto NU, mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik.

“Moment malam 12 Rabiul Awal sepanjang yang saya ketahui ini merupakan tradisi dimasyarakat terutama masyarakat di desa ini yang sangat ditunggu-tunggu, karena moment ini juga merupakan kegiatan termeriah dibanding peringatan-peringatan hari besar Islam yang lain," kata Kasi Kesra Pemerintah desa Kabunan tersebut .

Ikut terlibat dalam kegiatan tersebut Badan otonom NU terpantau IPNU-IPPNU, Sejumlah ormas kepemudaan, dan sejumlah aktifis. (miz)