Rusia Sebut Pengusiran Diplomatnya oleh Inggris "Tidak Bermoral"
NU Online · Selasa, 17 Juli 2007 | 03:00 WIB
Rusia hari Senin (16/7) mengecam keputusan Inggris mengusir empat diplomatnya karena penolakan Moskow mengekstradisi seorang tersangka pembunuhan, dan menyebut langkah itu "tidak bermoral" serta "provokatif ", dan berjanji akan membalas tindakan tersebut.
"Sikap London itu tidak bermoral," kata jurubicara utama Kementerian Luar Negeri Rusia Mikhail Kamynin kepada wartawan.<>
"Terlebih di London mereka seharusnya menyadari bahwa tindakan provokatif semacam itu yang didalangi pemerintah Inggris tidak akan didiamkan tanpa tanggapan dan bisa menimbulkan konsekuensi paling serius bagi hubungan Rusia-Inggris," tambahnya seperti dikutip media transnasional.
Kamynin mengatakan, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov telah menyampaikan hal itu kepada Menlu Inggris David Miliband dalam pembicaraan telepon sebelumnya.
Langkah pengusiran oleh pemerintah Inggris itu diambil karena penolakan Moskow mengekstradasi Andrei Lugovoy, seorang tersangka utama dalam peracunan mantan agen keamanan Rusia Alexander Litvinenko di London tahun lalu. Menurut Kamynin, tindakan itu bertujuan mempolitisasi kasus tersebut.
Ia tidak memberikan penjelasan terinci mengenai langkah-langkah apa yang akan diambil Rusia untuk membalas pengusiran tersebut.
Kecaman juga dilontarkan oleh ketua komite Persemakmuran Negara Merdeka (CIS) di Majelis Rendah Parlemen Rusia Andrej Kokoshin.
Ia menyebut keputusan Inggris itu sebagai sebuah kesalahan yang tidak akan dibiarkan tanpa balasan.
Pengusiran itu tidak memiliki landasan hukum dan tidak bisa dibenarkan secara politik, kata pejabat Rusia tersebut.
"Inggris akan lebih menderita daripada Rusia," kata Kokoshin seperti dikutip Kantor Berita Interfax.
Khusus di bidang ekonomi Inggris akan mengalami kerugian besar, tambahnya seperti dilansir sumber Antara. (dar)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua