Sampaikan NU Tak Akan Dirikan Negara Islam
NU Online · Rabu, 14 Mei 2008 | 21:22 WIB
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu, mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bertemu sejumlah Senator di negeri Paman Sam tersebut. Pada pertemua itu, ia menyampaikan tentang visi kebangsaan dan ke-Islam-an Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia.
Gus Dur yang juga Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan, NU tak akan pernah mendirikan negara Islam di Indonesia. Pasalnya, kata dia, sejak 10 tahun sebelum Indonesia merdeka, NU telah memutuskan bahwa umat Islam tidak mempunyai kewajiban untuk mendirikan negara Islam.<>
"Tahun 1935 atau 10 tahun sebelum Indonesia merdeka, Muktamar ke-9 NU di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) memutuskan tidak diwajibkan mendirikan negara Islam. Karenanya, kita melihat di Indonesia ini agama macam-macam," kata Gus Dur kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Rabu (14/5).
Karena itulah, lanjut Gus Dur, sikap Indonesia soal agama sangat jelas tercantum dalam Pancasila. "Menurut pendapat saya, orang-orang sektarian yang mengikuti paham Islam di atas segala-galanya," imbuhnya.
Sejumlah Senator AS yang ditemui Gus Dur dalam kunjungannya adalah Robert Wexler Ketua Kaukus Antiterorisme, Suemyrick, Joe Rockefeller, Christopher Bone (senator berpengaruh menentukan kebijakan politik luar negeri AS).
Selain itu, mantan ketua Pengurus Besar NU tersebut juga mendapat hadiah medali ksatria (medal of Valor) karena memperjuangkan perdamaian dan toleransi dunia. Penghargaan tersebut diberikan Yayasan Simon Wiesenthal.
Selain Gus Dur, medali yang sama juga diterima mantan uskup Gereja Anglikan Canterburry, Inggris.
Penghargaan tersebut diterimanya di Los Angeles. Pada acara penghargaan, Gus Dur juga melakukan pertemuan dan makan malam dengan sejumlah produser Hollywood, seperti Robert Chartoff produser Film Rocky. Malam penghargaan itu dihadiri sekitar 1.000 orang. Aktor Hollywood, seperti, Will Smith, Ron Howard, Jeffry Katzenberg tampak hadir.
Kunjungan berikutnya adalah Gedung Putih. Di tempat tersebut Gus Dur bertemu Wakil Presiden AS Dick Cheney.
Gus Dur juga menceritakan pertemuan dengan pihak Temple University untuk mengabadikan nama dirinya sebagai pusat studi dialog antaragama. (dtc/rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
3
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
4
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
5
Istana Sebut Ekspresi Bendera One Piece Tak Dilarang Asal Tidak Ganggu Kesakralan Merah Putih
6
Rawat Budaya Upaya Perkuat Identitas Bangsa
Terkini
Lihat Semua