Warta

Sastra, Cara Efektif Melakukan Perubahan Sosial

NU Online  ·  Jumat, 23 Maret 2007 | 02:01 WIB

Jakarta, NU Online
Istri mantan presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid mengatakan karya sastra memiliki kemampuan efektif untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat.

"Hal ini karena karya sastra bersentuhan langsung dengan emosi pembaca, dan mampu mendekatkan diri dengan masyarakat," kata Sinta Nuriyah Wahid ketika memberikan sambutan dalam acara seminar "Sastra Perempuan dan Agama dalam Sastra," yang diadakan Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Kamis.

<>

Menurut Sinta Nuriyah, sastra telah digunakan sejak dulu kala termasuk untuk menyebarkan agama dalam masyarakat. "Hampir semua agama menggunakan media sastra untuk menyebarkan ajarannya. Dalam kitab suci agama-agama, kaidah sastrawi sering digunakan untuk menerangkan ajarannya kepada masyarakat," kata Shinta Nuriyah.

Selain agama, menurut Sinta, sastra digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang membangkitkan semangat revolusi atau perubahan sosial.

"Sebelum revolusi Perancis, misalnya, nilai-nilai persamaan dilakukan melalui media satra, puisi, novel. Dari sanalah kemudian timbul gelombang untuk menggerakkan perubahan sosial melalui revolusi di Perancis," katanya.

Menurut Sinta Nuriyah, dengan demikian sastra bukan saja sebuah hiburan semata, tetapi sebuah penanaman ideologi sekaligus juga merupakan cara melakukan konstruksi kreatif di dalam masyarakat.

"Sebab dengan karya-karya sastra masyarakat dapat bercermin dan memandang keadaan masyarakatnya sendiri sekaligus mendorong untuk melakukan perubahan sosial. Hal ini tentunya menjadikan satra sebagai latar untuk melakukan konstruksi kreatif di masyarakat," kata Sinta Nuriyah.

Sementara itu, di sisi lain menurut Sinta Nuriyah karya sastra juga dapat dijadikan alat penguasa untuk mengukuhkan kekuasaannya. "Karena sifatnya yang mampu menanamkam nilai-nilai ideologi dalam masyarakat, sastra juga dapat dijadikan oleh penguasa untuk menguatkan kekuasaanya dan mendominasi masyarakat," demikian Sinta Nuriyah. (ant/mad)