Jakarta, NU Online
Sastrawan sekaligus tokoh pers yang terkenal dengan novelnya "Harimau-Harimau", Muchtar Lubis meninggal dunia pukul 19.00 WIB Jumat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.
Dari RS Medistra, jenazahnya akan dibawa ke rumah duka di Jalan Bonang 17 Jakarta Pusat untuk disemayamkan dan selanjutnya dimakamkan Sabtu siang di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta, Selatan.
<>Anak kedua Mochtar Lubis, Arman Lubis, seperti dikutip Antara di RS Medistra, Jumat menyatakan, ayahnya sejak tiga tahun lalu mengalami gangguan komunikasi akibat penyakit alzeimer seperti yang dialamai mantan Presiden AS Ronald Reagan yang beberapa waktu lalu meninggal dunia.
Budayawan kelahiran Padang Sumatera Barat 7 Maret 1922 itu meniggalkan tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan sementara istrinya Siti Halimah telah meninggal tiga tahun lalu. "Ayah masuk rumah sakit sejak 23 Juni karena batuk-batuk dan tak bisa mengeluarkan dahak," kata Arman.
Dikatakannya, pada Jumat sore pukul 17.30 WIB Muchtar masuk ruang ICU, pada jam 18.00 dalam kondisi kritis dan pukul 19.00 WIB dinyatakan meninggal dunia.
Dia pernah menjadi pemimpin redaksi di sejumlah penerbitan seperti majalah Mutiara, Harian Indonesia Raya dan majalah Sastra Horison serta memimpin Yayasan Obor Indonesia yang banyak menerbitkan buku-buku sosial, sastra dan kebudayaan.
Sejumlah penghargaan pernah diperolehnya antara lain Ramon Magsaysay dari Filipina (1974), Penghargaan Pena Emas dari World Paper, sebuah wadah pemimpin redaksi sedunia. Selain itu juga sejumlah hadiah sastra dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional untuk sejumlah karya-karyanya.   Â
Sebelum ke Jakarta, putera Pandapotan Lubis, pegawai Pangreh Praja atau binnenlands bestuur (BB) pemerintah kolonial Hindia Belanda yang ketika pensiun pertengahan 1930-an menjabat sebagai Demang atau Kepala Daerah Kerinci, itu sempat menjadi guru sekolah di Pulau Nias.
Â
Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup almarhum adalah sebagai berikut :
Nama  : Mochtar Lubis
Profesi  : Tokoh Budayawan dan Tokoh Pers
Ttl  : Padang, SumateraBarat, Selasa, 7 Maret 1922
Agama  : Islam
Alamat Rumah : Jl. Bonang 17, Jakarta Pusat
Keluarga  : Istri: Hally Lubis
Anak  : 3 orang
Pendidikan
East - West Center, Universitas Hawaii, American Serikat
                                               Â
KarierÂ
 Redaktur Radio MiliterÂ
 Wartawan LKBN ANTARA (1945)Â
 Pemimpin Redaksi majalah MutiaraÂ
 Pemimpin redaksi majalah Sastra HorisonÂ
 Sastrawan
Kegiatan Lain
 Pemimpin Yayasan Obor IndonesiaÂ
 Perintis Penerbitan Terjemahan berbagai karya pilihan di bidang ilmu sosial,  sastra, lingkungan hidup, sumber daya lam, Informasi dan Komunikasi,    Filsafat, Ilmu dan tehnologi.
Mochtar adalah anak ke enam dari sepuluh bersaudara. Ayahnya Raja Pandapotan, seorang demang merangkap mandor perkebunan milik Belanda.
Mochtar yang pernah meringkuk dalam penjara Madiun pada jaman pemerintahan Presiden Soekarno, bersama dengan Moh Roem itu, memegang teguh prinsipnya didunia jurnalistik tersebut, hingga mengilhami dirinya ketika menulis beberapa karya fiksi yang mengandung episode kehidupan nyata.
Korannya, Indonesia Raya dibredel masa ordebaru. Mochtar Lubis adalah insan langka. Pada usianya yang mendekati kepala delapan (lahir tahun 1922), dia tetap konsisten dengan perjuangannya. Dikenal teguh dalam pendiriannya, sehingga banyak julukan wartawan jihad (korannya berulang kali dibreidel dan dia masuk bui), ksatria tua, si harimau dsbnya.
Dia juga masih setia dengan hobinya nelukis. Hampir 100 lukisan telah dia hasilkan.
Penghargaan
Penghargaan Ramon Magsaysay dari Filipina (1974)
Penghargaan Pena Emas dari World Paper, sebuah wadah pemimpin redaksi sedunia. Sejumlah hadiah sastra dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional unutk sejumlah karya - karyanya. (atr/cih)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
3
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
Terkini
Lihat Semua