Warta

Saudi akan Adopsi Pengaturan Jadwal Penerbangan Haji Indonesia

Ahad, 4 Desember 2011 | 14:20 WIB

Madinah, NU Online
Kementerian Haji dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi akan mengadopsi cara Indonesia tentang pengaturan slot time keberangkatan dan pemulangan jemaah haji untuk negara-negara yang mengirimkan jemaah dalam jumlah yang besar. Dengan pengaturan slot time penerbangan seperti Indonesia itu, maka jadwal penerbangan khususnya pemulangan jemaah tidak akan terganggu.

Hal itu dikemukakan Sekretaris II Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1432H/2011 Mucholih Djimun pada silaturahmi dengan Majmuah Zuhdi Group di Madinah, Sabtu (3/12) dini hari WIB. <>

Turut hadir dalam acara itu Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari, Direktur Majmuah Zuhdi Group, Saeyd Ahmad Mohamad Zuhdi, dan Ketua Seksi Media Center Haji (MCH) Zainuddin Daulay.

"Dengan mengadopsi proses pemberangkatan seperti Indonesia, maka rentang waktu di Tanah Suci menjadi agak lama. Dengan aturan baru itu, maka slottime penerbangan untuk Jeddah dan Madinah nantinya agak teratur. Ini bagus untuk pemulangan," kata Mucholih.

Seperti diketahui, rata-rata jemaah haji reguler Indonesia menghabiskan waktu sekitar 40 hari selama musim haji di Tanah Suci. Sedangkan keberadaan jemaah negara-negara lain di Arab Saudi kurang dari itu. Hal itu disebabkan jumlah jemaah haji Indonesia sangat besar yakni mencapai 221.000 orang sehingga perlu pengaturan slot time penerbangan yang akhirnya berimbas kepada lamanya jemaah di Tanah Suci.

Akibat dari itu, jemaah haji Indonesia sudah diterbangkan ke tanah suci sebelum peak season musim haji atau mulai awal bulan Zulqodah. Sedangkan jemaah negara-negara lain seperti Iran, Turki, Pakistan dan Malaysia baru memberangkatkan jemaahnya pada pertengahan bulan Zulqodah atau menjelang peak season musim haji.

"Tahun depan, Iran akan memberangkatkan jemaahnya lebih awal dari tahun ini dari yang biasanya masuk ke Arab Saudi 17 Zulqodah, maka akan dimajukan sekitar tanggal 8 Zulqodah. Ini juga mengacu keinginan negara Iran yang ingin sama dengan Indonesia yakni jemaahnya memiliki waktu lebih lama di Tanah Suci," kata Mucholih. 

 

Redaktur : Syaifullah Amin