Puisi Karya Guru MTs NU Putri Buntet Dipamerkan di Taman Ismail Marzuki Jakarta
NU Online · Jumat, 22 Agustus 2025 | 21:00 WIB

Pameran Sastra bertajuk Ruang Sastra di Gedung Ali Sadikin Lantai 4, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 1-24 Agustus 2025. (Foto: dok. istimewa/Sri Mandah Syakiroh)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Puisi-puisi karya Sri Mandah Syakiroh tampil dalam Pameran Sastra bertajuk Ruang Sastra Bicara yang digelar Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin di Gedung Ali Sadikin Lantai 4, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 1-24 Agustus 2025.
Guru Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) Putri 3 Buntet Pesantren itu merasa bahwa pameran tersebut menjadi momentum penting baginya, terlebih terdapat karyanya sendiri yang turut tampil di dalamnya.
"Pameran Ruang Bicara Sastra bagi saya sangatlah penting. Saya merasa kegiatan ini adalah sebuah perayaan bagi sastra dan bagi para penikmatnya," katanya kepada NU Online pada Kamis (21/8/2025).
Ia menegaskan bahwa acara Ruang Sastra Bicara ini yang termasuk tidak boleh terlewatkan, terlebih baginya sebagai seorang yang selalu menanti tayangan sastra di media-media massa atau sastra setiap akhir pekan. Pasalnya, acara tersebut menyuguhkan informasi perkembangan sastra di media massa dari awal hingga sekarang.
"Dan acara tersebut menyadarkan saya bahwa dari zaman dulu betapa sastra telah memiliki ruang tersendiri dan ruang yang besar di media massa," katanya.
Tentu saja tampilnya puisi-puisi karyanya yang pernah terbit di Radar Kediri dalam pameran tersebut menjadi nilai penting baginya. Bukan saja karena tampil dalam pameran, tetapi juga karyanya berjajar dengan para sastrawan Indonesia lainnya.
"Melihat karya dan nama saya berada dalam satu kegiatan yang membahas perjalanan sastra di media massa dari awal hingga kini, walau hanya "sekelumit", saya sangat merasa senang. Puisi-puisi saya ada di situ, ada di tengah karya-karya sosok yang saya sangat kagumi," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa puisi-puisinya tersebut mengangkat tema tentang ibu dan kedekatan antara seorang anak dengan ibu. Puisi itu dipilih dan dikirimkan ke panitia penyelenggara.
"Saya mengirim puisi-puisi itu karena itu adalah puisi-puisi terbaru yang saya tulis dan juga puisi saya yang termasuk paling baru yang dimuat di media cetak," katanya.
Ke depan, ia berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan gaya kepenulisannya. "Saya ingin puisi saya terus berkembang menjadi puisi yang lebih baik. Juga saya ingin terus berproses agar puisi-puisi saya menembus media-media yang saya incar. PR-nya masih banyak," ujarnya.
Sebagai informasi, Mandah telah menerbitkan dua buku antologi puisinya, yakni (1) Sabda Mendung (2024) dan (2) Prigel (2025).
"Untuk naskah baru mungkin belum terpikirkan. Tapi keinginan mencoba nulis puisi genre baru atau mengangkat isu yang belum pernah saya tulis sebelumnya, ada," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
Membaca Pajak Lewat Kacamata Fiqih NU
4
Ekoteologi dan Siri' na Pacce: Etika Lokal Atasi Krisis Lingkungan
5
Gempa Magnitudo 4,9 di Bekasi, Terasa di Jakarta
6
Merayakan Angka: Pertumbuhan Ekonomi 5,12% dan 80 Tahun Kemerdekaan
Terkini
Lihat Semua