Warta

Sayyid Muhammad Alwi al Maliki Meninggal Dunia

NU Online  ·  Sabtu, 30 Oktober 2004 | 05:17 WIB

Makkah, NU Online
Ulama sunni Makkah yang memiliki banyak murid di Indonesia Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alwi al Maliki Al Hasani wafat pada hari Jum’at (29/10). Kepergiannya yang tak diduga-duga ini telah mengejutkan banyak orang dan menimbulkan kesedihan yang mendalam.

Pada hari itu juga, janazahnya di berangkatkan dari kediamannya dikawasan Rusyaifah menuju Masjidil Haram dan disemayamkan hadapan jutaan jamaah shalat Isya sekitar pukul 24.00 WIB dan langsung dimakamkan di kuburan Ma’la Makkah

<>

Penganut Mazhab Maliki di Makkah yang eksis ditengah-tengah dominasi Wahabi itu memiliki murid yang sebagian besar berasal dari Indonesia. Beberapa orang terdapat juga yang berasal dari Afrika dan Asia Tenggara. Mereka mengikuti pengajian rutin selepas sholat maghrib di kediamannya. Semua murid yang menimba ilmu kepadanya dibiayai.

Pada zaman dahulu, ulama yang masih keturunan Rasulullah dari Sayyidina Hasan itu secara rutin tiap tahun berada di Indonesia untuk mengunjungi santri-santrinya yang sudah memiliki pesantren dan mencari santri-santri yang berbakat untuk dididik lagi di Makkah.

KH As’Ad Samsul Arifin merupakan santri yang sama-sama berguru kepada ayahnya, Sayyid Alwi Al-Maliki Alhasani yang merupakan mufti mazhab Maliki. Pengasuh Ponpes Langitan KH Abdullah Fakih juga murid dari ayahnya dan memiliki hubungan khusus dengannya. Karena itulah, setiap kali berkunjung ke Indonesia Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki selalu mampir ke Pesantren Langitan. Sudah lima kali ia ke pesantren Langitan.

Para santri itu yang telah berguru dalam keluarga ini telah mencapai tiga generasi. Mulai generasi Kiai As?ad Syamsul Arifin, pengasuh pesantren Salafiah Syafi?iah di Situbondo, Kiai Maimun dari Lasem, Kiai Alawi dari Madura, sampai generasi termuda sekarang dan para santri yang sedang belajar dikampusnya.

Puluhan ribu kiai dan santri yang dihasilkan Sayyid Alwi Al-Maliki itu kini telah tersebar di seluruh Indonesia. Alumni santri tersebut juga membentuk organisasi yang menjadi wadah bagi para santri. Ikatan alumni tersebut dipimpin oleh KH Ihya Ulumuddin, pengasuh Ponpes Nurul Haramain yang saat ini secara rutin menjadi tempat penggemblengan santri yang akan diberangkatkan ke Makkah.

Hubungannya dengan pemerintah Saudi Arabia agak renggang. Namun demikian, dengan mulai adanya keterbukaan akhir-akhir ini, ruang geraknya semakin lebar.

Tokoh Indonesia terakhir yang bertemu dengan almarhum adalah mantan Wapres Hamzah Haz saat menjalankan umrah beberapa hari menjelang bulan suci Ramadhan. Disana, ia diberi sorban hijau kesukaannya

Salah seorang adiknya, Sayyid Abbas bin Alwi Al-Maliki juga ulama besar Makkah. Ia juga telah berkunjung beberapa kali ke Indonesia dan menemui para kyai yang memiliki pesantren.(mkf/dc)