Warta

Sekolah Lapang, Cara Bijak Adaptasi Perubahan Cuaca

Jum, 8 Oktober 2010 | 02:31 WIB

Jombang, NU Online
Pendirian sekolah lapang bagi petani dinilai sebagai langkah tepat dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. Antisipasi terhadap dampak perubahan iklim perlu dilakukan bersama, termasuk para petani.

Menurut Kacung Marijan, ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), dampak perubahan iklim secara perlahan mulai dirasakan petani. Anomali perubahan cuaca bahkan telah membuat petani menderita kerugian karena gagal panen.<>

“Adanya sekolah lapang ditengah-tengah petani menjadi hal patut diberi apresiasi positif. Konsep (sekolah lapang) ini akan mengajak petani secara bersama-sama menyelesaikan masalahnya,” ujarnya di Jombang, Ahad (3/10) malam.

“Apalagi jika sekolah lapang itu bertujuan untuk mengajak petani mampu beradaptasi dengan perubahan cuaca,” tambah Kacung menanggapi berdirinya sekolah lapang di Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Muhammad Hasyim, Ketua Lembaga Kajian & Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam-NU) Kabupaten Jombang mengatakan, sejak dua bulan ini, Lakpesdam-NU Jombang beserta masyarakat desa Jarak menggagas berdirinya sekolah lapang.

Warga Desa Jarak yang sebagian besarnya berprofesi sebagai petani kebun saat ini tengah menyiapkan berdirinya sarana pembelajaran sekolah lapang ditengah-tengah perkampungan penduduk.

“Sekolah lapang ini merupakan inisiasi (inisiatif) bersama yang nantinya diharapkan bisa membantu petani untuk beradaptasi dengan perubahan cuaca,” ujar Hasyim.

Sebelumnya, Muhammad Subhan, peneliti bidang Pertanian dan Lingkungan di Lakpesdam-NU Jombang mengatakan, kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan pergeseran pada pola tanam. Ia mengatakan, perubahan iklim terjadi karena kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem.

“Karena itu, langkah yang harus dilakukan saat ini adalah mengembalikan keseimbangan ekosistem,” ujarnya. (msi)