Langit masih tampak gelap, wajah-wajah lelah nampak turun dari bus antar kota antar provinsi. Meski mengaku lelah, para pemudik senang dan menemukan semangat baru untuk beraktivitas seperti sediakala.
Seperti yang dikatakan Iim (25) yang baru saja mudik dari Bojonegoro, Jawa Timur. Setelah bertemu mudik dengan kedua orang tuanya, Iim merasa senang. Meski harus mengeluarkan uang dan tenaga lebih saat mudik Lebaran. "Orang tua saya ada di kampung, senang rasanya bisa bertemu walau hanya sebentar," ujar wanita berjilbab ini. Iim mudik bersama sang suami dan anak semata wayangnya.<>
Hal serupa juga dikatakan Dewi Widianti (22), setelah mudik dirinya menemukan semangat baru lagi. "Perasaan saya ceria," katanya. Selama 10 hari di Wonosobo, ia menggunakan waktunya untuk bercengkrama dengan keluarga yang selama ini ia tinggalkan.
Dewi mengaku tidak kapok melakukan mudik saat Lebaran, meski harus biaya yang dikeluarkan lebih banyak. "Kalau enggak mudik pas Lebaran, bisa nangis saya. Di Jakarta cuma sendiri," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Ari (35), pemudik asal Wonosobo. Ia merasa mudik saat lebaran berbeda dengan mudik pada hari biasa. "Saat lebaran kebersamaannya terasa sekali. Itu menjadi penyemangat saya," ujarnya.
Dalam perjalanannya kembali ke Jakarta, Ari dan istrinya tidak menemukan halangan apapun. "Jalan lancar, bus yang saya pakai pun enak. Jadi tinggal beristirahat sebentar dan siap bekerja lagi," tuturnya. (kcm)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua