Warta

Serbia Dibebaskan dari Tanggungjawab Genosida di Bosnia

NU Online  ·  Selasa, 27 Februari 2007 | 05:43 WIB

Den Haag, NU Online
Pengadilan tertinggi PBB Senin membebaskan negara Serbia dari tanggungjawab langsung atas pembasmian etnik di Bosnia pada saat perang 1992-95, tapi mengatakan negara itu telah melanggar tanggungjawabnya untuk mencegah genosida tersebut.

Bosnia telah minta Pengadilan Keadilan Internasional (ICC) untuk memutuskan apakah Serbia telah melakukan genosida melalui pembunuhan, perkosaan dan pembersihan etnik yang memporak-porandakan Bosnia pada saat perang itu, sebagai salah satu kasus terbesar pengadilan itu dalam 60 tahun sejarahnya, atau tidak.

<>

Itu pertama kali sebuah negara diadili karena genosida, yang telah dinyatakan tidak sah dalam satu konvensi PBB 1948 setelah holocaus Nazi atas orang Yahudi. Satu keputusan yang menguntungkan Bosnia dapat memungkinkan negara itu untuk minta miliaran dolar kompensasi dari Serbia.

Kepala hakim ICJ Rosalyn Higgins mengatakan mengadilan itu menyimpulkan bahwa pembunuhan besar-besaran di Srebrenica merupakan genosida, tapi bahwa pembunuhan massal lainnya atas Muslim Bosnia bukan (genosida).

Namun ia mengatakan pengadilan itu memutuskan bahwa negara Serbia tidak dapat memikul tanggungjawab secara langsung atas genosida itu, sehingga membayar ganti rugi pada Bosnia akan tidak tepat meskipun Serbia gagal mencegah genosida dan menghukum para pelakunya.

"Pengadilan itu memutuskan dengan 13 banding dua suara bahwa Serbia tidak melakukan genosida," katanya. Pengadilan itu menemukan bahwa Serbia telah melanggar kewajiban untuk mencegah pembasmian etnik...dalam hal pembasmian etnik yang terjadi di Srebrenica."

Sekitar 8.000 Muslim dari Srebrenica dan desa-desa sekitarnya di Bosnia timur telah dibunuh pada Juli 1995. Jenasah sekitar separuh dari mereka telah ditemukan di lebih dari 80 kuburan massal yang berdekatan.

Pemimpin Serbia Bosnia pada saat perang Radovan Karadzic dan komandan militernya Ratko Mladic, keduanya dituduh melakukan genosida di Srebrenica, masih bebas berkeliaran.

Pada awal keputusan itu, Higgins mengatakan pengadilan tersebut memutuskan bahwa Serbia "telah membuat dukungan keuangan dan militernya sungguh-sungguh tersedia" bagi Serbia Bosnia, tapi negara itu tidak tahu dukungan tersebut memiliki tujuan untuk melakukan genosida.

Kesalahan individual atau genosida
Serbia mengatakan keputusan yang melawannya akan menjadi tidak adil dan stigma yang kekal pada negara itu, yang menggulingkan pemimpinnya pada masa perang Slobodan Milosevic pada 2000.

Milosevic meninggal tahun lalu, hanya beberapa bulan sebelum putusan pengadilannya atas 66 tuduhan melakukan genosida dan kejahatan perang seharusnya (dibacakan).

Pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag itu telah menemukan sejumlah orang bersalah melakukan genosida di Srebrenica. Bosnia menggunakan bukti dari pengadilan di Den Haag untuk kasusnya melawan Serbia.

Di Bosnia, sekarang terbelah antara federasi Muslim-Kroasia dan republik Serbia, sentimen terpisah di sepanjang garis etnik, dengan orang Muslim mengharapkan pengadilan akan mencap Serbia sebagai agresor.

Sekitar 50 orang berdemonstrasi di luar gedung pengadilan itu Senin setuju dengan putusan (Serbia telah melakukan) genosida. "Satu putusan bahwa Serbia telah melakukan pembasmian etnik di Bosnia berarti apa saja bagi saya," kata Hadija Krdzic yang berusia 34 tahun yang kehilangan suami, ayah dan kakeknya di Srebrenica. "Tanpa putusan seperti itu saya khawatir bahwa suatu hari pembunuhan besar-besaran tersebut akan dilupakan."

Hampir 14 tahun sejak Bosnia pertama menggugat negara Yugoslavia dari mana Bosnia melepaskan diri pada 1992, tapi kasus tersebut telah acapkali ditunda dengan alasan karena jurisdiksi.

Muslim dan Kroasia Bosnia telah menyusul Slovenia dan Kroasia dalam memisahkan diri dari Yugoslavia April 1992, melawan keinginan masyarakat Serbia Bosnia, yang merupakan minoritas sepertiga yang sebelumnya merupakan republik Yugoslavia yang diperintah dari Beograd.

Tindakan memisahkan diri itu telah memicu perang yang mana sedikitnya 100.000 orang tewas. Didukung oleh tentara Yugoslavia, orang-orang Serbia merebut dua pertiga Bosnia dan mengepung Sarajevo. Puluhan ribu bukan orang Serbia tewas dan ratusan ribu orang terpaksa keluar dari rumah mereka. (ant/mad)