Gubernur Daerah Istimewa (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menolak wacana Yogyakarta dijadikan tempat konferensi International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, and Intersex Association (ILGA) Ke-4 tingkat Asia.
"Yogyakarta sebagai kota budaya tidak etis untuk dijadikan ajang seperti itu. Di tempat lain saja tidak diizinkan, kok di Yogyakarta malah mau diizinkan," katanya di Yogyakarta, Jum'at (26/3).<>
Menurut Sultan, menanggapi wacana menjadikan Yogyakarta sebagai tuan rumah konferensi ILGA Ke-4 tingkat Asia, dari sudut pandang hak asasi manusia memang konferensi tersebut bisa digunakan untuk menunjukkan eksistensi diri komunitas itu.
"Namun, hal itu juga harus dipandang dari sudut etis atau tidak. Jadi, soal etis juga harus dijadikan pertimbangan pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan konferensi tersebut," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dengan pertimbangan tersebut, menurut dia, konferensi ILGA semestinya tidak mungkin digelar di Yogyakarta. Apalagi, di tempat lain wacana penyelenggaraan konferensi ILGA juga telah ditolak.
"Jadi, penolakan wacana penyelenggaraan konferensi tersebut diambil dengan mempertimbangkan soal etis. Berhubung dinilai tidak etis, wacana penyelenggaraan konferensi itu di sejumlah tempat di Indonesia ditolak," ujarnya. (ful)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua