Taufik Kemas: Keluarga Bung Karno Tak Akan Lupakan Jasa KH Zainul Arifin
NU Online · Kamis, 26 November 2009 | 06:13 WIB
KH Zainul Arifin telah berjasa besar dalam perjuangan kermerdekaan Indonesia, karena itu Presiden Soekarno menyematkan gelar Pahlawan Nasional bagi Panglima Hizbullah ini. Namun bagi Soekarno sendiri, Zainul Arifin telah berjasa besar karena telah menyelamatkan nyawanya.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kemas yang juga suami Megawati Soekarno Putri menceritakan, pada saat menjalankan Shalat Idul Adha pada 1962 seorang anggota pemberontak menembakkan peluru ke arah Soekarno, namun Zainul Arifin lah yang menjadi korbannya.<>
Cerita ini disampaikan Taufik dalam sambutan yang dibacakan Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin dalam acara malam puncak peringatan seabad KH Zainul Arifin di Hoter Borobudur, Jakarta. Taufik sendiri, menurut informasi dari panitia, sedianya akan menyampaikan sendiri sambutannya, namun kondisi kesehatannya menurun saat akan berangkat ke acara itu.
Dalam sambutannya Taufiq bercerita, beberapa media massa waktu itu menuliskan bahwa tembakan teroris itu tidak terlalu parah. Namun keluarga Soekarno memastikan bahwa karena tembakan itu, Zainul Arifin terluka parah sehingga mengalami koma selama beberapa bulan hingga menemui ajalnya.
”Kami, keluarga Bung Karno tidak akan pernah melupakan jasa KH Zainul Arifin yang telah menjadi sasaran tembak para teroris. Dipastikan sebenarnya tembakan itu diarahkan kepada Bung Karno,” kata Taufik Kemas.
Ditambahkan, Zainul Arifin juga berjasa menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika yang tetap diberlangsungkan hingga saat ini. Konferensi Asia-Afrika waktu itu telah mengangkat citra bangsa Indonesia yang baru merdeka dan membantu negara-negara yang belum bebas dari kolonialisme.
Zainul Arifin, kata Taufiq Kemas, juga menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) pertama kali. Meski kedudukan lembaga ini masih kontroversial, namun Zainul Arifin menerima jabatan ini untuk menghalau kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Zainul mengawali karir dari bawah. Pada saat pertama kali merantai ke Batavia (Jakarta), untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia berkerja sebagai karyawan air minum yang sekarang telah menjadi Perusahaan Air Minum (PAM) Jakarta. Demikian Taufiq Kemas.
Acara puncak peringatan satu abad KH Zainul Arifin juga dihadiri oleh Ketua DPR RI Marzuki Ali dan petinggi Partai Demokrat Ahmad Mubarok, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, sejumlah pejabat penting dan tokoh lintas partai, serta keluarga besar KH Zainul Arifin dan warga Nahdliyin. (nam)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua