Yogyakarta, NU Online
Temuan Bank Dunia mengenai penambahan jumlah rakyat miskin di Indonesia sebesar 33% pada periode Maret 2005 sampai Februari 2006 sebagai akibat dari kenaikan harga beras bisa sangat menyesatkan. Perlu klarifikasi agar tidak ada fihak-fihak yang memanfaatkan data itu untuk terus mengimpor beras.
“Perlu kita cermati secara hati-hati. Faktanya, memang belanja penduduk miskin banyak terkonsentrasi di beras. Budget share untuk rice consumption pasti tinggi. Sehingga gerakan harga beras sangat berpengaruh. Tetapi itu pun dipicu oleh naiknya harga BBM dan input produksi petani, seperti pupuk, obat, dan sebagainya,” kata Wakil Ketua Pengurus WIlayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta KH. Muhammad Maksum, kepada NU Online di Yogyakarta, Jum’at (17/11).
<>Kenaikan harga BBM menyebabkan biaya produksi naik tajam, meski pasar surplus. Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah tidak bisa mengerem kenaikan harga itu. “Ini perlu klarifikasi karena temuan ini pasti akan diplintir oleh yang berkepentingan untuk politisasi impor beras,” kata Maksum.
Kepekaan rakyat miskin terhadap beras memang nyata, dan negara harus sadar itu. Goncangan sedikit saja membuat kemiskinan semakin menjadi-jadi. Temuan Bank Dunia, kata Maksum yang juga peneliti di Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, semestinya dimaknai bahwa betapa mandeg dan jeblognya upaya negara untuk memerangi kemiskinan. Tidak ada perbaikan kesejahteraan, tidak ada lapangan kerja baru.
“Harga naik sedikit saja rakyat sudah kehilangan daya beli. Kalau boleh dikatakan justru kemiskinan malah tambah terus, lalu apa kerja negara? Sudah waktunya evaluasi diri sungguh-sungguh bagi KIB (Kabinet Indonesia Bersatu: Red). Tanpa evaluasi diri KIB, negara ini akan hancur besok lusa,” kata Maksum. (nam)
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
5
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua