Warta

Tes tunjukkan putra Saddam tewas

NU Online  ·  Rabu, 23 Juli 2003 | 21:42 WIB

Jakarta, NU.Online
Amerika Serikat mengatakan para saksi mata dan tes forensik memastikan dua putra Saddam Hussein tewas dalam serangan oleh pasukan Amerika Serikat Selasa lalu, seperti dilaporkan BBC.

Letnan Jendral Ricardo Sanchez, komandan pasukan darat koalisi di Irak mengatakan mayat Qusay dan Uday Hussein diidentifikasi dari data gigi mereka dan oleh empat mantan pejabat mantan rejim Irak. Namun, beberapa pejabat Amerika Serikat menolak mengatakan kapan mereka akan menunjukkan bukti kakak beradik itu tewas, ditengah keraguan rakyat Irak atas pengumuman itu.

<>

"Kami akan meyakinkan rakyat Irak tentang ini, dan banyak cara untuk melakukan itu," kata Paul Wolfowitz, wakil menetri pertahanan Amerika. Seperti halnya jendral Sanchez, ia menolak untuk mengatakan kapan Amerika akan menunjukkan foto mayat dua putra Saddam itu.

Di Washington, Presiden George Bush mengatakan kematian kakak beradik itu adalah bukti bahwa "rejim Saddam telah pergi dan tidak akan kembali lagi." Dan ia mengatakan Amerika Serikat akan "menetapi janjinya untuk membasmi bekas anggota rejim."

Namun, harapan Washington agar kematian itu dapat membangkitkan semangat pasukan koalisi mendapatkan pukulan dengan tewasnya dua tentara Amerika dan lukanya 8 personil lain dalam dua insiden terpisah Rabu pagi.

Tape Saddam

Sementara itu, televisi Arabiya yang bermarkas di Dubai menyiarkan apa yang disebut sebagai rekaman baru pesan Saddam Hussein kepada rakyat Irak, yang diduga direkam tiga hari lalu. Seperti halnya dalam pesan sebelumnya, Saddam mendesak agar rakyat Irak terus bertahan terhadap pasukan koalisi yang masih menduduki Irak.

Putra Saddam Husein yang tewas itu menempati posisi kedua dan ketiga dalam daftar 55 orang yang paling dicari. Saddam Hussein sendiri tidak diketahui keberadaannya. Jendral Sanchez juga mengumumkan bahwa orang nomor 11 dalam daftar, Barzan Abdul al-Ghafur, Pengawal khusus Saddam Hussein, kini telah ditahan.

Mayat dua putra mantan pemimpin Irak itu disebutkan telah diterbangkan ke bandar udara intenasional Baghdad dari Mosul. Mereka tewas dalam serangan di lantai dua, vila tiga lantai di utara Mosul, setelah upaya pasukan koalisi untuk menahan mereka mendapatkan perlawanan, kata Jendral Sanchez.

Dalam tembak menembak itu, empat tentara Amerika luka luka dan akhirnya menarik diri. Mereka mendapatkan informasi tentang keberadaan dua kakak beradik itu dari seorang informan Irak. Helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan darat juga melepaskan tembakan ke gedung itu.

Serangan peluru kendali

Jendral Sanchez mengatakan Qusay dan uday dan "seorang dewasa" lain, yang disebut sebagai pengawalnya, kemungkinan tewas akibat peluru kendali yang dilepaskan pasukan darat.

Saat pasukan darat memasuki gedung itu untuk serangan terakhir, Jendral Sanchez mengatakan, mereka mendapatkan serangan dari seseorang yang masih hidup, yang kemudian ditembak mati. Sejumlah laporan menyebutkan putra Qusay yang berusia 14 tahun termasuk di antara empat orang di gedung itu.

Dalam serangan terakhir oleh pasukan Amerika Serikat ini, dua konvoy militer, di dekat Mosul, dan di Ramadi, sebelah barat Baghdad, terhantam oleh apa yang disebut tentara Amerika sebagai bahan peledak yang dibuat seadanya. BBC, mengatakan serangan terhadap pasukan Amerika di Irak akan terus berlanjut, dan bahkan meningkat. Namun, ia menambahkan kematian Uday dan Qusay, bila diberitakan dengan cara yang tepat, dapat menandai titik balik pendudukan Amerika.

Hadiah 30 juta dolar

Sejumlah laporan menyebutkan warga Irak yang memberikan informasi kepada militer Amerika tentang keberadaan dua putra Saddam Hussein itu akan mendapatkan paling tidak sebagian dari dua hadiah, masing masing 15 juta dolar, yang diumumkan Washington untuk Uday dan Qusay.

Ada laporan yang menyebutkan Amerika mendapatkan informasi tentang keberadaan kakak beradik itu dari saudara sepuluh Saddan Hussein dan seorang kepala suku. Seorang perwira Amerika mengatakan informan itu berada dalam perlindungan di Irak. Saat ditanya mengapa, Kolonel Joe Anderson mengatakan "Orang tahu siapa yang memiliki rumah itu, dan itulah yang menjadi masalahnya."

Para pengamat mengatakan kematian kedua anak Saddam merupakan sebuah peristiwa sangat penting bagi pasukan koalisi dan akan membantu menghilangkan kekhawatiran rakyat Iraq akan kemungkinan kembalinya rejim lama di bawah saddam Hussein ataupun kaki tangannya. Qusay yang berusia 36 tahun, menjadi calon pengganti Saddam