Tingkat Kelulusan Siswa Dalam UAN 2004 Capai 89,88 Persen
NU Online · Jumat, 11 Juni 2004 | 02:50 WIB
Jakarta, NU Online
Tingkat kelulusan ujian akhir nasional (UAN) 2004 bagi siswa SMA/Madrasah Aliyah (MA) mencapai 89,88 persen sementara siswa SMK mencapai 88,55 persen.
UAN 2004 diikuti oleh 1.195.457 siswa SMA/MA dan 695.882 siswa SMK di seluruh provinsi di Indonesia dengan rentang tingkat kelulusan SMA/MA di berbagai provinsi berkisar antara 69,31-96,42 persen, dan rentang ketidaklulusan antara 3,58-30,69 persen, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas Dodi Nandika di Jakarta, Kamis.
<>"Tidak seperti yang dikhawatirkan orang bahwa dengan nilai kelulusan dinaikkan menjadi 4,01 angka ketidaklulusan siswa akan meningkat dibanding tahun lalu saat nilai kelulusannya 3,01," katanya.
Depdiknas memang memperkirakan dengan kenaikan standar nilai kelulusan dari 3,01 menjadi 4,01 akan menyebabkan siswa yang tidak lulus lebih banyak diperkirakan mencapai 20-30 persen, katanya.
Tetapi, pada kenyataanya angka siswa yang tidak lulus pada tahun ini hanya sekitar 10,22 persen (SMA/MA) dan 11,45 persen (SMK), katanya. "Ternyata UAN dapat mendorong murid, guru serta orangtua untuk memperbaiki pendidikan," kata Dodi.
Menurutnya berdasarkan pemantauan secara umum pelaksanaan UAN sekolah menengah tersebut berjalan lancar.
Pelaksanaan UAN bagi SMA/MA dan SMK bagi negeri maupun swasta pada 10-17 Mei 2004. Sedangkan UAN bagi SMP dan MTs pada tanggal 24-31 Mei 2004. "Sekolah negeri masih lebih baik dua kali lipat tingkat kelulusannya daripada sekolah swasta," kata Dodi.
Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Depdiknas Bahrul Hayat, secara umum tingkat kelulusan paling tinggi terdapat di daerah perkotaan, sedangkan daerah-daerah lainnya seperti NTB, NTT, Papua, Aceh, Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara tingkat ketidaklulusan mencapai 20 persen.
"Sebagian besar ketidaklulusan UAN kali ini ada di daerah-daerah konflik. Sedangkan tingkat ketidaklulusan di bawah 10 persen diantaranya DKI Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim," katanya.
Dari tahun ke tahun kualitas pendidikan di daerah Indonesia bagian Timur selalu menjadi permasalahan klasik. Namum pihak Depdiknas terus-menerus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan timur Indonesia.
"Banyak program serta dana pendidikan yang dilarikan ke kawasan timur Indonesia. Tapi tidak serta-merta satu-dua tahun peningkatan mutu pendidikan itu dapat dicapai. Setidaknya lewat UAN, kami dapat melakukan pemetaan pendidikan," ujarnya.
Dodi menambahkan, jika tak ada halangan UAN akan diselenggarakan kembali pada tahun 2005 mendatang.
Namun pihaknya terlebih dahulu akan mengkaji secara keseluruhan hasil UAN tahun 2004 dan tahun 2003 lalu.
"Lewat riset dan pengkajian itu kami akan berdialog dengan DPR. Tidak menutup kemungkinan batas nilai UAN 2005 naik menjadi 5,01 atau dapat dibedakan nilai batas tersebut dengan daerah-daerah yang masih rawan konflik, misalnya," katanya.
Total dana penyelenggaraan UAN tahun 2004 secara nasional mencapai Rp170 miliar antara lain untuk pencetakan bahan, biaya pengawas, dan pengiriman.(mkf/an)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua