Warta

Ujian Nasional Masih Diwarnai Kecurangan

Jum, 9 Mei 2008 | 03:44 WIB

Jakarta, NU Online
Meskipun sudah melibatkan aparat keamanan untuk mengantisipasi kecurangan agar bisa lulus dalam Ujian Nasional (UN), berbagai kecurangan masih terjadi.

Di Pandeglang Banten, empat orang guru dan seorang kepala sekolah ditahan fihak kepolisian karena diduga terlibat dalam kecurangan UN. Hal yang sama juga terjadi di Medan. Sebuah video amatir beredar yang menggambarkan murid yang mencontek dan berbagi jawaban dengan temannya.<>

Hasil penelusuran NU Online yang mewawancarai salah seorang pengawas ujian di Jakarta, sebut saja Brh menemukan berbagai kecurangan untuk meluluskan siswa dilakukan secara sistematis yang melibatkan anak didik, guru dan pengawas. ā€œSaya izinkan saja Mas, asal jangan sampai ketahuan media,ā€ katanya.

Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, ia menanyai guru pengajarnya seberapa banyak materi yang diajarkan untuk menghadapi ujian ini. ā€œTernyata gurunya sendiri bilang, kemampuan siswanya tak sampai 50 persen,ā€ tandasnya.

Kesulitan yang sama juga dihadapi pada mata pelajaran lainnya. Jika pengawasan ujian dilakukan secara ketat, tentu tak banyak murid yang bisa lulus dari ujian ini. ā€œTak semua sekolah memiliki fasilitas lengkap seperti sekolah-sekolah elit di Jakarta yang mempersiapkan muridnya dengan baik,ā€ ujarnya.

Ia sendiri, sebagai seorang guru di daerah Ciputat, mengaku sangat tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang menggunakan UN sebagai satu-satunya standar kelulusan karena menyadari kemampuan dan fasilitas diantara sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia tidak sama.

ā€œMeskipun banyak fihak sudah menyatakan tak setuju terhadap kebijakan NU, tetapi pemerintah tetap ngotot melaksanakannya,ā€ katanya dengan nada gusar.

Jika tahun-tahun sebelumnya UN hanya dilaksanakan di tingkat SMP dan SMA, mulai tahun ini, siswa SD juga menghadapi UN yang mulai dilaksankaan Senin 12 Mei mendatang. (mkf)