Warta

Umat Islam Jangan Terprovokasi Rencana Pembakaran Al-Qur'an

Kam, 12 Agustus 2010 | 04:46 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Slamet Effendi Yusuf mengungkapkan agar umat muslim di seluruh dunia tidak terprovokasi dengan rencana pembakaran Al-Qur'an memperingati robohnya gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS).

"Saya menghimbau dan berdoa agar masyarakat tidak mudah terprovokasi terhadap masalah ini," kata Slamet kepada pers di Jakarta, Rabu (12/8).<>

Slamet yang ditemui dalam acara peluncuran buku "Kau Bakar Aku Bakar" karya Damien Dematra mengatakan, perlu ada tindakan nyata agar rencana pembakaran Al-Quran oleh kelompok jamaah salah satu gereja di AS yang menamakan dirinya Dove World Outreach Center pimpinan Pastor Terry Jones.

Menurutnya, jika rencana pembakaran Al-Quran ini benar-benar terjadi akan terjadi potensi konflik yang sangat besar.

"Amerika cenderung membiarkan masyarakatnya berekspresi dengan bebas sehingga hal ini sangat berbahaya bagi kedamaian dunia," ungkap Slamet.

Slamet mengungkapkan, harus ada kerja keras untuk menggagalkan rencana pembakaran Al-Quran di AS.

"Ajaran agama Islam tidak akan hilang dengan dibakarnya Al-Quran karena banyak pesantren yang memiliki santri penghapal Al-Quran," ungkap Slamet.

Selanjutnya, kata Slamet, Pemerintah Indonesia harus mengirimkan pesan perdamaian untuk menggagalkan rencana aksi pembakaran Al-Quran kepada Pemerintah AS.

"Tindakan Pembakaran Al-Quran sebenarnya tidak mewakili keinginan seluruh warga AS dan umat kristiani di seluruh dunia," ungkap Slamet.

Kata Slamet, secepatnya perlu segera ada dialog atau forum diskusi antara perwakilan masyarakat yang menentang rencana aksi pembakaran Al-Quran dengan Pemerintah Indonesia untuk meredakan permasalahan.

"Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan rencana aksi pembakaran ini (Al-Quran) sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir," ungkap Slamet.

Menurutnya, kekerasan terjadi karena tidak adanya ketegasan dari pemerintah. "Dalam hal ini sangat penting pemerintah menciptakan kondisi keadilan dan kemakmuran di tengah masyarakat," ungkapnya. (ant/sam)