Amman, NU Online
Yordania telah menarik duta besar (dubes) negaranya Ali Al-Ayed dari Israel sebagai protes serangan ke Jalur Gaza. Pemerintah Yordania mengatakan, dubesnya tidak akan kembali ke Israel hingga negara itu melakukan gencatan senjata dan menarik diri dari Jalur Gaza. Penarikan ini dilakukan oleh kementerian luar negeri, Sabtu (10/1).
Raja yordania Abdullah II menyampaikan kepada stasiun televisi Al- Jazeera bahwa dirinya mengkhawatirkan konspirasi Israel melawan rakyat Palestina. Dia juga mengkhawatirkan masa depan Palestina setelah serangan Gaza<>.
"Kita harus peduli dengan konspirasi dan kehendak Tuhan ini. Bangsa Arab dan negara lain, akan menghentikan agenda Israel secepat mungkin. Kami akan bekerja sama dengan negara lain untuk menekan Israel dan tentaranya untuk menghentikan agresi atas Gaza," ungkap Abdullah.
Rakyat Yordania telah menunjukkan rasa solidaritas mereka dengan turun ke jalan selama beberapa hari untuk memprotes agresi brutal Israel. Pada Jumat kemarin, ribuan demonstran menggeruduk kedutaan Israel di distrik Rabia Amman. Mereka sempat melempar batu ke arah polisi yang menjaga kantor dubes sambil meneriakkan yel-yel anti Israel.
Menariknya, demonstran juga meneriakkan yel anti-Mesir dan Pemerintah Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas yang dianggap menjadi kaki tangan Israel. Sementara Mesir hanya membuka satu dari lima pintu perbatasannya di Rafah.
Mereka juga meneriakkan "Usir duta besar. Tidak ada duta besar Zionis di tanah Yordania," teriak demonstran. Mesir dan Yordania memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada Selasa sebelumnya ratusan massa Yordania juga berdemonstrasi di pinggiran kantor dubes Venezuela di Amman. Mereka memuji sikap negara Hugo Chavez itu yang berani mengusir dubes Israel dari negaranya. (okz)
Yordania telah menarik duta besar (dubes) negaranya Ali Al-Ayed dari Israel sebagai protes serangan ke Jalur Gaza. Pemerintah Yordania mengatakan, dubesnya tidak akan kembali ke Israel hingga negara itu melakukan gencatan senjata dan menarik diri dari Jalur Gaza. Penarikan ini dilakukan oleh kementerian luar negeri, Sabtu (10/1).
Raja yordania Abdullah II menyampaikan kepada stasiun televisi Al- Jazeera bahwa dirinya mengkhawatirkan konspirasi Israel melawan rakyat Palestina. Dia juga mengkhawatirkan masa depan Palestina setelah serangan Gaza<>.
"Kita harus peduli dengan konspirasi dan kehendak Tuhan ini. Bangsa Arab dan negara lain, akan menghentikan agenda Israel secepat mungkin. Kami akan bekerja sama dengan negara lain untuk menekan Israel dan tentaranya untuk menghentikan agresi atas Gaza," ungkap Abdullah.
Rakyat Yordania telah menunjukkan rasa solidaritas mereka dengan turun ke jalan selama beberapa hari untuk memprotes agresi brutal Israel. Pada Jumat kemarin, ribuan demonstran menggeruduk kedutaan Israel di distrik Rabia Amman. Mereka sempat melempar batu ke arah polisi yang menjaga kantor dubes sambil meneriakkan yel-yel anti Israel.
Menariknya, demonstran juga meneriakkan yel anti-Mesir dan Pemerintah Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas yang dianggap menjadi kaki tangan Israel. Sementara Mesir hanya membuka satu dari lima pintu perbatasannya di Rafah.
Mereka juga meneriakkan "Usir duta besar. Tidak ada duta besar Zionis di tanah Yordania," teriak demonstran. Mesir dan Yordania memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada Selasa sebelumnya ratusan massa Yordania juga berdemonstrasi di pinggiran kantor dubes Venezuela di Amman. Mereka memuji sikap negara Hugo Chavez itu yang berani mengusir dubes Israel dari negaranya. (okz)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua
