Daerah

A’wan Syuriyah NU Jatim: Program Adalah Ruh Organisasi

Selasa, 23 Juli 2019 | 04:30 WIB

Jember, NU Online
Hajatan Konferensi Cabang (Konfercab) NU Jember yang akan digelar tanggal 28 Juli 2019, mendapat  perhatian dari sejumlah pihak. Salah satunya adalah A’wan PWNU Jawa Timur (Jatim), H Babun Suharto. Menurut H Babun, dalam perhelatan NU semisal Konfercab dan sejenisnya, profil calon ketua NU  selalu menjadi sorotan. Meskipun berlaku tradisi tidak boleh mencalonkan diri, tapi nama-nama ‘calon’ yang beredar tetap menjadi perhatian publik. Sebab posisi ketua NU terpilih dianggap sangat vital dan menentukan dalam menjalankan tugas ke-NU-an lima tahun kedepan. Sehingga tidak heran jika terjadi dinamika dalam suksesi kepemimpinan NU di ajang Konfercab.
 
“Meski terjadi dinamika, namun soliditas dan kesejukan tetap terjaga. Prinsipnya,  jabatan jangan diminta, tapi jika dikasih tidak boleh ditolak,”  ucapnya kepada NU Online di Jember, Selasa (23/7).
 
Walaupun demikian, katanya, ada yang lebih penting untuk disoroti dalam Konfercab NU, yaitu penyusunan program. Konfercab hendaknya digunakan sebagai ajang evaluasi terhadap progam-program yang sudah dijalankan di periode sebelumnya, sekaligus ajang menyusun program untuk masa lima tahun kedepan.  Progam teramat penting, bahkan ruh dari sebuah organisasi  terletak pada programmnya.
 
“Kalau yang siap menjadi ketua saya kira banyak. Tapi siap menjadi ketua belum tentu siap mengeksekusi program-program yang telah disusun saat Konfercab,” jelasnya.
 
Menurut mantan Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Jember itu,  secara umum umat Islam mengalami sejumlah ketertinggalan, misalnya di bidang ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Oleh karenanya, Konfercab NU tersebut diharapkan dapat menghasilkan program yang bisa menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, seperti pemberdayaan ekonomi dan membantu pendidikan warga tidak mampu.
 
“Satu bidang saja bisa digarap dengan sungguh-sungguh, itu sudah bagus. Jangan pikir soal dana dulu. Kalau kita pandai berkreasi, banyak kok program-program yang bisa dikerjasamakan dengan pihak lain. Tinggal kita mau apa tidak,” urainya.
 
Terlepas dari itu semua, H Babun mengaku yakin Konfercab NU Jember akan menghasilkan kepengurusan yang solid dengan program-program yang merakyat. Terpenting, katanya, kepatuhan pengurus tanfidz terhadap syuriyah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
 
“Sebab hirarki kepengurusan di NU menempatkan syuriah di posisi atasnya tanfidz,” pungkasnya. (Aryudi AR)