Daerah

Istighotsah dan Rabu Wekasan Meriahkan Hari Santri di Mimika

Kam, 24 Oktober 2019 | 01:00 WIB

Istighotsah dan Rabu Wekasan Meriahkan Hari Santri di Mimika

Hari Santri 2019 di Mimika, Papua selain dengan menggelar upacara akar rumput, juga diisi dengan pembacaan 1 milyar shalawat nariyah dan istighotsah. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online
Rangkaian kegiatan Hari Santri 2019 di Mimika, Papua selain dengan menggelar Upacara Akar Rumput, juga diisi dengan pembacaan 1 milyar shalawat nariyah dan istighotsah. Pembacaan shalawat dilakukan di beberapa titik secara serentak pada Selasa (22 /10) malam se-Mimika, usai magrib maupun isya.
 
“Untuk pembacaan shalawat nariyah sekitar lebih dari 700 kali dilakukan bakda isya di Pesantren Darussalam Mimika yang diikuti para santri, wali santri, jamaah dan Pagar Nusa dengan dipimpin Ustadz  Hasyim Asy'ari,” kata Ustadz Sugiarso, Rabu (23/10) kepada NU Online.
 
Menurutnya, acara yang sama juga dilakukan di Masjid Al-Ikhlas Wanagon SP2 oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Ranting Wanagon dipimpin Ustadz H Fadlan dan Hj Asmawati dengan bilangan lebih dari 700 kali.
 
Di kampung Timika Jaya SP2 di Majelis Muthmainnah, yang beranggotakan Muslimat NU juga dilakukan pembacaan shalawat nariyah 2.300 kali lebih dipimpin Ibu Sugeng. Acara di Majelis Muslimat ini dihadiri Ibu Patricia Pattipi, anggota DPR RI yang peduli dengan kegiatan Muslimat.

“Sedangkan di Masjid Al-Ikhlas Kampung Kadun Jaya Km10 juga diadakan pembacaan shalawat nariyah yang dipimpin Ustadz Mansyur dan Ustadz Jumar. Bilangan shalawat nariyah yang dibaca sekitar seribu kali lebih,” ungkap Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mimika tersebut.
 
Selain pada Selasa malam, pembacaan shalawat nariyah dilakukan Rabu (23/10) malam di mushalla Baiturrahman Serui Mekar. 
 
“Jumlah bilangan shalawat nariyah yang dibaca sekitar seribu lebih karena malam itu istimewa terkait tiga peristiwa penting yakni rutinan istighotsah, hari santri, dan malam Rabu Wekasan,” jelasnya.
 
Sinergi doa untuk keselamatan bangsa dilakukan lewat pembacaan istighotsah dam shalawat nariyah dipimpin Ustadz Sugiarso. Untuk Rabu Wekasan dilakukan pembacaan Yasin oleh Ustadz H Fadlan. 
 
“Kegiatan dihadiri jamaah dari Wanagon SP2, Kadun Jaya Km10, Mwuare Km14, Soponyono SP4,  Nawaripi, dan kota Timika,” jelasnya. 
 
Sementara itu pelaksanaan istighotsah diniatkan juga untuk segala hajat dunia dan akhirat para jamaah dan hajat keselamatan bangsa. Sebelum istighotsah dimulai dengan pembacaan maulid ad-dibai yang dipimpin oleh Ustadz Haris dan Ustadz Solihin. 
 
Dalam pengantar istighotsah diuraikan nilai penting hari santri dalam membela Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. 
 
"Perang besar 10 November di Surabaya bukan tanpa asal usul dan sebabnya," terang Ustadz Sugiarso. Rasolusi Jihad NU oleh KHM Hasyim Asy'ari menjadi landasan kuat para akar rumput, rakyat, santri dan kiai, untuk rela mati syahid membela tanah air, lanjutnya. 
 
Menurutnya, inilah sejarah yang harus diceritakan kepada anak cucu dan warga NU agar bangga dan bisa meneruskan perjuangan pendahulu.
 
Ustadz Hasyim dalam pengajiannya menjelaskan makna santri. Bahwa santri itu artinya salikul khairat yakni selalu menuju kebaikan. Lalu naibul masyayikh atau menjadi penerus dan kader kiai. 
 
“Juga tarikul maashi yaitu menjauh dari kemaksiatan. Raghibul khairat yakni senang berbuat kebaikan, serta yarju salamah atau mengharap keselamatan,” pungkasnya.
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND