Melalui Kepala Departemen Agama Lamongan Asyhuri, Bupati Lamongan Masfuk berharap khatib sebagai penerjemah bahasa pembangunan kepada masyarakat melalui bahasa agama hendaknya tidak bersifat monoton dan teks book dalam menyampaikan khotbah. Imam dan khatib diharapkan mampu menyampaikan khutbah sesuai dengan era saat ini. Khatib hendaknya bisa membaca suasana dan membekali diri dengan meningkatkan wawasan melalui media cetak maupun elektronik.
Pada orientasi imam dan khatib masjid besar kecamatan se-Kabupaten Lamongan, Kamis (31/7) Asyhuri mengatakan selain khatib, imam juga perlu senantiasa menjadi daya tarik masyarakat untuk selalu kangen berada di masjid. Sesuai dengan peran imam sebagai pemuka dan panutan umat tugasnya menciptakan dan menebarkan kedamaian dan kepedulian sosial serta perekat persatuan dan kesatuan.<>
Oleh karena itu para imam dan khatib masjid besar se-Kabupaten Lamongan dibekali manajemen masjid, bagaimana menjadi imam dan khatib serta pemberdayaan masjid. "Masjid merupakan media strategis sebagai pembangkit umat dan pencerahan bagi umat. Peran khatib dan imam sangat penting untuk tujuan tersebut," katanya.
Dia menyebutkan di Lamongan tercatat ada 1.626 masjid, 4.081 langgar dan 283 musholla 283 yang merupakan potensi besar sebagai agen pembaruan yang dapat membangkitkan umat dari keterpurukan. "Oleh karena itu khatib dan imam perlu meningkatkan kualitas se hinga isi khutbah yang disampaikan menjadi lebih menarik, segar dan aktual," katanya.
Ketua Umum Dewan Masjid Kabupaten Lamongan Abdus Salam berharap ada alokasi anggaran untuk menyelamatkan aset masjid berupa sertifikasi tanah masjid. Ini penting untuk menyelamatkan tanah waqaf dari masyarakat untuk masjid. "Oleh karena itu perlu mendapat dukungan dari Pemkab dan DPRD Lamongan sehingga tanah-tanah masjid dari waqaf bersertifikat," kata Salam. (kcm/dar)