Daerah

MUI Ungkap Fenomena Gerakan Islam di Jepara

Senin, 15 September 2014 | 11:03 WIB

Jepara, NU Online
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Jepara, H Mashudi Mengungkap fenomena gerakan Islam di kabupaten Jepara di Pendopo Kabupaten Jepara, Ahad (14/9) siang.
<>
Hal itu sebagaimana pertanyaan yang dilontarkan Miftahul Huda, Ketua PAC IPNU Bangsri dalam seminar “Meneguhkan Ideologi Aswaja Demi Tetap Tegaknya NKRI” yang diselenggarakan PC IPNU-IPPNU kabupaten Jepara.

Menurut Mashudi di kota ukir tepatnya di desa Tiga Juru Mayong ada aliran Margosabdo. “Aliran ini menyatakan agama tidak perlu ditulis di KTP. Ajaran lainnya, pengikut Margosabdo yang meninggal dunia tidak boleh dimakamkan di kuburan orang Islam,” sebut Ketua ISNU kabupaten Jepara
itu.

Di tanah kelahiran Kartini, lanjutnya juga ada Majelis Tafsir Al-Quran (MTA). Pihaknya sering menjalin komunikasi dengan aliran yang berbasis di Solo tersebut. MUI menyambut positif aliran tersebut namun siaran radio yang risih di telinga masyarakat, diimbau tidak boleh ditayangkan lagi.

MUI, lanjut pengasuh pesantren Ummul Quro Pecangaan itu juga sering berkomunikasi dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). “Kami welcome terhadap aliran apapun sepanjang ideologinya tidak merongrong akidah yang lain,” tegas Mashudi.

Kepada Pemeritah Daerah ia meminta kajian-kajian keagamaan yang pernah eksis dihidupkan kembali semisal miliknya kantor kejaksaan bernama Penganut Aliran Kepercayaan (Pakem).

Dengan itu, ia yakin terjalin komunikasi erat antar aliran-aliran Islam. Disamping itu kepada ratusan kader IPNU-IPPNU perlu penguatan ideologi. Agar saat di luar, ideologinya sudah bulat dan tidak mudah dirongrong aliran apa pun. (Syaiful Mustaqim/Alawi)


Terkait