Daerah

Pelajar NU di Mojokerto Diingatkan Tantangan Zaman

Selasa, 30 April 2019 | 20:00 WIB

Mojokerto, NU Online
Di zaman milenial ini para pelajar Nahdlatul Ulama rentan dengan pengaruh dan kecanduan gawai yang membuat lupa dengan kedudukan sebagai pelajar. Mereka harus cerdas mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi atau Iptek agar segala kegiatan lebih produktif.

Hal tersebut disampaikan Muhammad Nuril Misbach pada rapat kerja Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (29/4).

Menurut dewan alumni Pimpinan Cabang (PC) IPNU Kabupaten Mojokerto ini, pelajar NU rentan dengan pengaruh kecanduan gawai atau gadget yang membuat lupa kedudukannya sebagai pelajar. 

“Namun tidak dapat dipungkiri zaman milenial adalah waktu yang menerapkan teknologi serba canggih hingga terciptanya Iptek. Maka dari itu para pelajar NU harus cerdas mengelola agar segala kegiatan menjadi lebih produktif,” jelasnya.

Hal itu disampaikannya pada dialog interaktif bertajuk Hakikat Pelajar NU dalam Menumbuhkan Semangat Perjuangan demi Terwujudnya Kader Militan. Kegiatan dilangsungkan di gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mojoanyar.

Terkait cara menumbuhkan kader militan, Gus Misbach mengemukakan dapat dilihat dan diterapkan dalam keseharian. Terdapat sepuluh kunci yang harus diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, di antaranya mencari ilmu, bahwa hakikat mencari ilmu adalah kewajiban seiap Muslimin dan Muslimat.

Ciri berikutnya yaitu pengalaman, banyak teman dan saling silaturahim, banyak rezeki, dekat dengan ulama atau umara, membuka jejaring teman, memacu semangat untuk berjuang lebih dalam lagi, doa dan berkah, mengangkat derajat orang tua, serta keberkahan.

Ketua PAC IPNU Mojoanyar, Syaiful Alfuat berharap kegiatan dapat menentukan arah program organisasi satu tahun ke depan menjadi lebih baik lagi dan dapat diperhitungan keberadaanya. 

“IPNU-IPPNU Mojoanyar akan fokus mendirikan ranting-ranting yang belum terbentuk, serta menghidupkan kembali ranting-ranting yang kurang aktif dalam berkegiatan,” kata Syaiful.

Menurutnya, dengan diadakannya dialog interaktif akan menambah semangat kader berorganisasi di IPNU- IPPNU. “Menjadi kader militan, dan siap berjuang dalam Nahdlatul Ulama,” ungkapnya. 

Rais MWCNU Mojoanyar, Ustadz Ahmad Khoiri memberikan pesan bahwa sudah semestinya peran pelajar NU sebagai penopang adanya pengaruh radikalisme dan liberalisme. 

“Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI adalah harga mati yang harus dijunjung nilai moral di dalamnya dan tunduk takdzim kepada ulama maupun umara. Pelajar NU mengalami krisis nilai moral yang sudah tidak bisa lagi menghormati maupun menghargai orang lain bahkan ulama,” tandasnya.

Turut hadir pada kegiatan ini MWCNU Mojoanyar, PC IPNU IPPNU Kabupaten Mojokerto, PAC IPNU IPPNU Mojoanyar. Termasuk badan otonom NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU dan Ansor. (Ibnu Nawawi)


Terkait