Daerah

Pelajar NU Malang Ingatkan Kader Jangan Lupa Peran Ulama

Senin, 11 Maret 2019 | 05:45 WIB

Pelajar NU Malang Ingatkan Kader Jangan Lupa Peran Ulama

PKPT IPNU-IPPNU ziarah makam ulama.

Malang, NU Online
Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Universitas Negeri Malang (UM) mengajak kadernya meneladani para ulama salafus sholihin dengan cara melakukan ziarah ke makam para ulama yang ada di Kota Malang.

Mereka menziarahi makam KH Muhammad Yahya (Pesantren Miftahul Huda), Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih serta putranya Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih (Pemakaman Kasin) dan KH A Masduqi (Pesantren Nurul Huda). Acara tersebut berlangsung pada Ahad (10/3).
 
Kegiatan ziarah ke makam Ulama menurut Fatus Atho'ul Malik yang juga Ketua PKPT IPNU UM Terpilih yakni di samping dalam rangka rangkaian kegiatan pra pelantikan PKPT IPNU IPPNU UM juga dalam upaya meneladani para ulama yang punya jasa sangat besar bagi perkembangan Islam di Kota Malang.

"Sebagai kader Nahdlatul Ulama, IPNU-IPPNU jangan sampai menjauh dengan ulama apalagi sampai tidak kenal," ujarnya.

Dikatakan Fatus, banyak contoh keteladanan dari para ulama yang sangat disegani di masa hidupnya. Baik yang berkaitan dengan hablum minallah maupun hablum minannas, sehingga kader kader IPNU IPPNU jangan sampai 'kepaten obor' terputus tali sejarah dengan tidak mengenal siapa tokoh besar yang menjadi anutan umat di wilayah Kota Malang.

Fatus berharap, melalui ziarah ini kader-kader IPNU maupun IPPNU semakin cinta dengan ulama. Karena peran para ulama lah NU bisa berdiri dan berkembang khususnya di Kota Malang.

Seperti diketahui, KH Muhammad Yahya adalah pengasuh generasi ketiga Pesantren Miftahul Huda Malang. Pesantren tersebut merupkan salah satu pesantren tertua di Indonesia yang berdiri tahun 1768. KH Muhammad Yahya juga merupakan mursyid Tarekat Qodiriyyah wa Naqsabandiyyah dan ikut berjuang dalam melawan penjajah  pada masanya. 

Sedangkan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih dan putranya Habib Abdullah bin Abdul Qadir bilfaqih adalah sama-sama ahli hadits. Keduanya hafal jutaan hadits beserta sanadnya. Habib Abdul Qodir merintis dakwah serta mendirikan pesantren yang diberi nama Darul Hadist Al Faqihiyyah pada tahun 1945. Sepeninggalnya dilanjutkan oleh Habib Abdullah Bilfaqih. 

Adapun KH A Masduqi adalah salah satu Rais Syuriyah PBNU pada zamannya dan sahabat dari Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid). Ia mendirikan pesantren yang kemudian diberi nama Nurul Huda yang mana hampir semua santrinya dari kalangan mahasiawa. KH A Masduqi wafat pada tahun 2014.

Acara ziarah ulama Kota Malang ditutup dengan sowan ke pengasuh Pesantren Nurul Huda yaitu Abuya KH Taqiyyuddin Alawi yang merupakan salah satu putra KH A Masduqi. Ia berpesan IPNU IPPNU harus menjadi bentengnya NU.

"Karena kedepannya adalah kalian yang akan menjadi pelanjut estafet kepengurusan NU. Jangan mudah termakan hoaks dan fitnah yang menyerang NU. Tapi setiap ada berita yang menyudutkan NU maka ber-tabayun-lah dan cari informasi yang benar," ujarnya. (Faisal Muzakki/Kendi Setiawan) 


Terkait