Daerah

Puluhan "Jenank" Napak Tilas Sejarah Kudus

Senin, 22 September 2014 | 20:14 WIB

Kudus, NU Online
Puluhan anak muda yang tergabung dalam Jaringan Edukasi Napak Tilas Kabupaten Kudus (Jenank) mendatangi tempat-tempat bersejarah di Kota Kudus, Ahad pagi (21/9). Mereka berkeliling dengan bersepeda.
<>
Komunitas itu mulai perjalanannya dari Alun-alun Kudus pukul 09.00, lalu ke makam Kiai Telingsing desa Sunggingan, masjid Bubar desa Demangan, Menara Kudus, dan finish makam RMP Sosrokartono di Sidomukti Burikan.

Di tempat terakhir ini, mereka menggelar pameran foto lawas 'Koedoes Tempo Doeloe', pementasan tari kretek, dan diskusi bertema sejarah Kudus bersama sejarawan yang pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Edi Supratno.

Menurut anggota Jenank Danar Ulil, napak tilas peradaban ini untuk melihat sejarah kota Kudus dengan obyektifitas ilmiah. Di samping sebagai wisata histori, napak tilas ini untuk mengetahui peran perjuangan tokoh peradaban Kudus.

"Kita mengunjungi makam tokoh dan cagar budaya seperti menara Kudus yang menjadi simbol peradaban kota ini supaya tahu betul secara langsung bagaimana sejarah perjalanan kota Kudus tercinta ini," katanya.

Kegiatan dalam rangka peringatan hari jadi kota Kudus yang ke 465 ini, ujar Danar, untuk menjaga atau uri-uri sejarah dan budaya kota Kudus. Harapannya, warga masyarakat lebih memahami dan mengetahui sejarah serta peran tokoh terhadap perkembangan kota ini.
"Semoga ke depan komunitas Jenank ini mampu menjadi pelopor uri-uri sejarah budaya Kudus ," tandasnya.

Nama komunitas Jenank, lanjut Danar, diambil dari sebuah jajanan jenang yang merupakan ikon makanan khas kota Kudus (selain kota kretek dan kota santri). Komunitas ini dibentuk enam mahasiswa asli Kudus yang kulia di UMK dan Undip Semarang yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian sejarah dan budaya kota ini. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)


Terkait