Selama bulan Ramadhan tahun ini, Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang Brebes tidak memberlakukan kurikulum Pesantren. Tapi melakukan improvisasi dengan mengkaji 6 kitab kecil yang bisa diselesaikan minimal 20 hari.
“Ada enam kitab yang dikaji selama bulan Ramadhan,” ujar Pengasuh Pesantren Darussalam Jatibarang Brebes Syekh Soleh Muhammad Basalamah kepada NU Online di rumahnya kompleks Pesantren, Sabtu (22/8).<>
Dia menjelaskan, kitab yang dibahas yakni Sabilunnajah karangan Syeh Yusuf Bin Isma’il Annabhani; Abwabussa’adah (Imam Jalaludin Abdur Rohman Bin Kamal Assuyti); Ittihafussa’il (Al Imamai Al Habib Abdullah Bin Alwy Al Haddad); Al Isobah (Al Imam Al Ghozali); Ayyuhaiwalad (Al Imam Al Ghozali) dan Kaifa Nurobbi Auladana (Syeh Muhammad Jamil Zeno).
Keenam kitab tersebut, Selain diasuh langsung oleh Syeh Soleh Muhammad Basalamah, juga dibantu oleh ustadz Somadi dari Pontianak, Ustadz Faturohman dan Ustadz Zain dari Cilacap serta Habib Al Athos dari Jatibarang.
Syekh Soleh yang juga Wakil Rais Suriyah PCNU Brebes itu lebih jauh menjelaskan, kajian kitab-kitab tersebut dimulai bada Sholat Subuh hingga pukul 07.00. Usai istirahat, kajian dimulai lagi pukul 09.00 hingga 13.00. “Khusus untuk kitab karya Al Imam Al Ghozali dilaksanakan Bada Ashar di Masjid Mujahidin, bersama warga masyarakat,” paparnya.
Selain kajian kitab, lanjutnya, para santri diajak Praktek Ramadhan Bersama Rosulullah. Artinya, nuansa Ramadhan dengan aktivitas yang dilakukan Rosulullah. Seperti Sholat tahajud, berdzikir setengah jam menjelang maghrib, berbuka puasa dengan hanya minum teh dan kurma serta Doa Bersama. “Setiap orang yang berpuasa setelah buka puasa doanya pasti dikabulkan, baru sholat jamaah maghrib,” tutur Syeh Soleh seraya menyitir sebuah hadits.
Pesantren yang berusia 10 tahun ini dengan santri khusus putra itu, memili santri sejumlah 120 orang. “Memang sengaja kami batasi jumlah santrinya, agar kualitas pembelajarannya mantap,” imbuhnya.
Untuk kegiatan sholah taraweh dilakukan bersama masyarakat secara santai. Hal ini dikandung maksud agar tercipta kekusyuan. Masyarakat dipersilahkan mengikuti sholat taraweh diPesantren seluas 2 hektar yang diberi pagar keliling itu.
“Selama Ramadhan, tidak hanya santri kami saja yang ikut kajian Kitab-kitab tersebut dan aktivitas lainnya. Tapi ada juga santri dari Brebes, Tegal, Slawi, Cirebon yang ikut pasaran,” tandas Syeh Soleh. (was)