Batang, NU Online

Puluhan santri putra dan putri Pesantren TPI Al-Hidayah Plumbon Limpung Batang Jawa Tengah praktik mengurus jenazah, Ahad (14/4). Hal itu dilakukan dalam rangka menuntaskan ujian akhir kelas 3 Aliyah Madrasah Salafiyah di bawah naungan pesantren.

Praktik mengurus jenazah ini dimulai dengan memandikan replika mayat yang berupa boneka, mengafani sampai tata cara menguburnya. Santri-santri dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua orang santri, praktik dilaksanakan secara bergantian.

Pemandu praktik Kiai Rozi mengimbau para santri supaya teliti dan jangan sembarangan saat memandikan mayat. "Walaupun sudah menjadi mayat, jangan sembarangan. Harus tertib juga saat me-wudhu-kan mayat, seperti wudhunya orang hidup," kata Kiai Rozi di sela-sela praktik.

Kiai Rozi juga sesekali melempar humor. "Jangan melamun!," kata Kiai Rozi meledek santri yang sedang melaksanakan praktik memandikan mayat.

Salah satu santri Maskuri yang mengikuti praktik mengatakan, sangat senang bisa mengikuti praktik mengurus jenazah.  "Sangat menyenangkan, karena praktik jenazah ini pengalaman penting yang kelak akan berguna di masayarakat," ujarnya. 

Menurut Syarif salah satu pengurus pesantren, praktik mengurus mayat ini memang menjadi salah satu materi ujian tiap tahun. "Ini sudah dilakukan sejak dulu, bahkan sebelum saya di pondok," kata Syarif.

Selain praktik mengurus jenazah, santri-santri juga praktik menyembelih ayam. Kendati sukses, menurut Nuruddin salah satu santri yang mengikuti praktik menyembeilh ayam mengatakan, ada beberapa teman santri yang masih kaku. 

"Ya ada beberapa yang masih kaku, tapi ya dalam praktik penyembelihan semua sukses, sudah sesuai dengan tata cara menyembelih dalam Islam," tutur Nuruddin. (Zaim/Muiz)