Internasional

Saat Jamaah Haji Indonesia Kompak Kenakan Batik Nusantara di Jamarat Mina

Senin, 9 Juni 2025 | 12:00 WIB

Saat Jamaah Haji Indonesia Kompak Kenakan Batik Nusantara di Jamarat Mina

Jamaah haji Indonesia kompak mengenakan batik saat melaksanakan pelemparan jumrah di Jamarat, Mina, Arab Saudi, Sabtu (7/6/2025). (Foto: MCH 2025)

Makkah, NU Online

Identitas busana menjadi perhatian dan tren tersendiri bagi jamaah haji dari seluruh dunia, tak terkecuali jamaah Indonesia yang kompak mengenakan batik saat melempar jumrah di Jamarat Mina, Arab Saudi. Batik yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia merupakan identitas lekat bangsa Indonesia di Tanah Suci.


Jutaan jamaah haji berkumpul di tenda-tenda Mina untuk melaksanakan ritual wajib haji yaitu lempar jumrah selama 4 hari yaitu pada 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Mereka juga butuh persiapan tenaga untuk berjalan dari tenda penginapan ke Jamarat, lokasi lempar jumrah.


Kepadatan jamaah terjadi ketika mereka tumpah ruah di jalan dan saat sampai di Jamarat. Sebab itu, mereka membutuhkan atribut dan identitas khusus agar tidak terpisah dengan rombongannya. Salah satu identitas mencolok yang digunakan oleh jamaah haji adalah mengenakan seragam batik.


Ragam dan jenis batik seolah menjadi warna tersendiri selama proses ritual melempar jumrah. Jamaah haji Indonesia mengenakan beragam motif batik sesuai dengan asal daerahnya. Ada yang dari Solo, Makassar, batik motif Dayak dari Kalimantan, batik Pekalongan dan sekitarnya, serta motif-motif batik modern.

 
Jamaah haji Indonesia kompak mengenakan batik saat melaksanakan pelemparan jumrah di Jamarat, Mina, Arab Saudi, Sabtu (7/6/2025). (Foto: MCH 2025)


Seragam batik tersebut semakin "me-Nusantara" karena jamaah laki-laki memadukannya dengan sarung dan peci. Bahkan mereka melengkapinya dengan syal dan dipandu ketua rombongan yang memegang tiang kecil tinggi untuk mengikat kelebet atau bendera.


Langkah strategis yang dikemas sedemikian rupa itu terbukti sangat membantu ketika jamaah haji tumpah ruah di Jamarat. Misal ketika ada salah seorang yang terpisah dari rombongan karena berdesak-desakan di Jamarat, jamaah lain seketika membantu memberi aba-aba atau berteriak bahwa ada anggota rombongannya yang terpisah, sehingga langsung ditarik kembali masuk rombongan. Hal itu diketahui di antaranya karena melihat seragam batiknya.


Seragam batik yang dikenakan rombongan jamaah haji juga membuat anggota rombongan merasa aman. Mereka kompak, baik ketika melempar jumrah maupun saat kebingungan arah jalan pulang ke tenda yang membuat mereka langsung mendekati dan bertanya kepada petugas haji yang sedang berjaga di Pos Mobile Crisis Rescue (MCR) yang dibentuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Jamarat.


Pos MCR terbagi menjadi 5 masing-masing di Jamarat lantai 1, 2, dan 3. Ketiga lantai tersebut tentu dipadati jamaah haji Indonesia yang menyumbang kuota jamaah terbesar sedunia. Personel yang berisi para petugas haji Indonesia itu berperan mengarahkan, melayani, dan membantu problem yang menimpa jamaah.


Identitas batik yang dikenakan jamaah haji Indonesia juga menjadi perhatian jamaah lain, salah satunya Mahamed Farax, jamaah haji asal Somalia. Bahkan dia mengaku meski sebagai orang Somalia, tapi dia kerap mengenakan sarung seperti orang-orang Indonesia.


Kekompakan jamaah haji Indonesia dengan batiknya juga menjadi perhatian petugas keamanan Arab Saudi. Mereka bahkan tak segan-segan mengacungi jempol untuk jamaah haji Indonesia atas kekompakan dan ketertiban yang mereka tunjukkan selama di Tanah Suci.


"Indonesia good," kata petugas keamanan bernama Muhammed Kholid Al-Harbie saat berkesempatan jaga di Jamarat, Sabtu lalu. Kadang mereka juga menggunakan kata "Indonesia bagus" sembari mengacungkan jempol.

 
Jamaah haji Indonesia kompak mengenakan batik saat melaksanakan pelemparan jumrah di Jamarat, Mina, Arab Saudi, Sabtu (7/6/2025). (Foto: MCH 2025)


Terkadang petugas keamanan dibuat kesal ketika mendapati ada jamaah Indonesia yang tiba-tiba duduk-duduk di sekitar pilar Jamarat, karena merasa kelelahan usai jalan kaki dari tenda Mina ke lokasi pelemparan jumrah. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi petugas keamanan karena jamaah haji Indonesia langsung mengerti dan mematuhi aturan petugas.


Jamaah haji Indonesia telah merampungkan pelemparan jumrah pada 12 Dzulhijjah 1446 atau 8 Juni 2025 karena mengambil nafar awal. Ada juga yang mengambil nafar tsani yang melakukan lontar jumrah hingga 13 Dzulhijjah.


Mereka tengah mempersiapkan rukun selanjutnya ialah thawaf ifadhah, sai, dan tahalul akhir di Masjidil Haram. Jadi jamaah haji dari seluruh dunia sudah kembali mulai memadati Masjidil Haram pada Ahad (8/6/2025).


Melihat kepadatan Masjidil Haram, PPIH mengimbau jamaah haji Indonesia sementara istirahat di hotel terlebih dahulu pada 12-13 Dzulhijjah 1446 (8-9 Juni 2025). Tidak terburu-buru melaksanakan thawaf ifadhah, kecuali bagi jamaah haji kloter-kloter awal yang dijadwalkan pulang ke Tanah Air pada 11 Juni 2025.