Kunjungi Pesantren di Sumbar, Ini Kesan dan Pesan Panglima TNI
Kamis, 14 Maret 2019 | 13:00 WIB
Pondok pesantren memiliki peran penting mempersiapkan umat dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Pondok pesantren dengan santri dan ulamanya menjadi pencerah dalam kehidupan umat beragama.
Penegasan ini diungkapkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (14/3), pada Silaturrahmi Kebangsaan dan Tabligh Akbar di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan, Kecamatan VI Lingkungan, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Menurut Hadi Tjahjanto, tanpa kehadiran ulama dan santri yang dididik di pondok pesantren, umat bisa kehilangan arah dalam kehidupannya.
Oleh karena itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pesantren diminta untuk terus memperkuat nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Santri terus menjunjung tinggi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Bayangkan tanpa pesantren, tidak ada manusia berpengetahuan yang unggul, cerdas, berkualitas dan memiliki pemahaman keagamaan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saya bersama Kapolri Tito Karnavian berkeliling Indonesia untuk memastikan keamanan NKRI. Foto-foto Panglima TNI dan Kapolri bergandengan dipajang di mana-mana. Ini membuktikan bahwa Indonesia masih aman,” kata Hadi Tjahjanto.
Dikatakan, betapa luasnya NKRI ini. Dua pertiga wilayahnya merupakan laut. Memiliki banyak bahasa, suku, pulau, agama yang berbeda. Ada Sunda, Jawa, Bugis, Padang (Minang), Papua dan seterusnya. Berbeda-beda itulah Indonesia. Pesantren berperan penting menjaga NKRI agar tetap utuh.
Panglima juga mengungkapkan, Indonesia memiliki orang-orang hebat. Ada anak bangsa Indonesia yang meraih juara olimpiade matematika tingkat dunia. Indonesia juga mampu meraih juara olimpiade bidang fisika, kimia di dunia. Mereka berhasil karena mampu mendisiplinkan dirinya. Kunci sukses tersebut adalah disiplin diri.
“Di pondok pesantren santri sudah diajar dan dilatih disiplin. Sama seperti di TNI dan Polri. TNI dan Polri disiplin kapan harus tidur dengan bunyi terompet, bangun sebelum subuh dibunyikan terompet," katanya.
Hal yang sama juga dialami santri di pesantren. Tidur diatur, bangun pun diatur. Semua disiplin. Pola pendidikan di pedantren sama persis dengan TNI dan Polri.
"Itulah keberhasilan pondok pesantren membina santrinya menjadi pemimpin masa depan. Sekarang sistem pendidikan pesantren mulai dicontoh dengan pola boarding school,” kata Hadi.
Pada kesempatan tersebut Panglima juga meminta para santri agar mampu menyaring informasi melalui media sosial yang sengaja ditujukan untuk memecah belah bangsa Indonesia. Untuk itu, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia harus terus dijaga serta diperkuat.
Silaturrahmi dihadiri Kapolri Jenderal Polisi H. Muhammad Tito Karnavian, Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathan KH Musthafa Aqil Siroj, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Syekh Muhammad Rais Tuanku, Ketua Yayasan Nurul Yaqin Idarusalam Tuanku Sutan, santri dan majelis guru pesantren Nurul Yaqin dan cabang Nurul Yaqin.
(Armaidi Tanjung/Muhammad Faizin)