Semarang, NU Online
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Mohamad Nasir bergembira karena para santri mulai merintis dan menciptakan berbagai macam usaha. Hal itu dikemukakannya di kantor PWNU Jawa Tengah, Semarang, Rabu (2/1) pada kegiatan Launching and Product Expo.
Dikatakan M. Nasir, teknologi yang digunakan sekarang merupakan riset-riset lama yang berguna dan bisa dinikmati masyarakat. "Riset tidak ada gunanya jika tanpa bisa dinikmati masyarakat," tegasnya kepada para santripreneur.
Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip) ini mengapresiasi alat yang dihadirkan pada kegiatan tersebut, yaitu teknologi tepat guna untuk presto ikan dan alat pembuat bakso. "Alat ini dalam 1 menit bisa menghasilkan 220 butir bulatan bakso. Padahal satu kilo daging hanya bisa jadi sekitar 150 butir," tambahnya.
Kemenristekdikti, katanya, akan terus mendorong bagaimana riset yang sudah dilakukan bisa dimanfaatkan masyarakat. Kalau suatu teknologi masih bisa dinikmati masyarakat negara Indonesia tidak akan punah. "Jikapun ada yang mengatakan punah, berarti tidak melihat keberhasilan orang," tandas Nashir.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah Tazkiyatul Muthmainah menegaskan kepada para santripreneur untuk serius dalam menjalankan usahanya dan jangan asal menghabiskan dana bantuan saja, tetapi harus berkembang dan menetas.
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama Kemenristekdikti, LP2M Unnes, PWNU Jateng dan PW Fatayat NU Jateng. (Abdus Salam/Abdullah Alawi)