Nasional

RMI NU: Pengasuh Pesantren Harus Ambil Kebijakan di Era Digital

Rabu, 13 Maret 2019 | 18:30 WIB

RMI NU: Pengasuh Pesantren Harus Ambil Kebijakan di Era Digital

Ketua RMI NU, KH Abdul Ghaffar Rozin (keempat dari kiri)

Bandung, NU Online
Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah (PP RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin) menilai bahwa kemajuan di era digital memiliki tantangan yang beragam. Oleh karena itu para pengasuh pesantren harus berani mengambil kebijakan demi menyelamatkan santrinya.

Hal tersebut dituturkan Gus Rozin saat membuka Pelatihan Dakwah Milenial di Pesantren Al Falah 2 Nagreg Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/3).

Menurut Gus Rozin, pesantren harus membimbing santri agar bermedsos dan menggunakan gadget dengan baik, jika perlu harus ada kurikulum khusus. "Agar mereka dapat mencari referensi yang tepat, kemudian mengolahnya dan melahirkan konten yang damai dan ramah bagi dirinya dan bangsa," tegas kiai muda yang juga Staf Khusus Presiden bidang Keagamaan dalam Negeri.

Gus Rozin menegaskan pelatihan tersebut dapat mendorong peserta dengan aktif meningkatkan pengetahuan mereka sesuai perkembangan di era digital.

Sementara Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi, salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut menyatakan bahwa pemerintah selama ini telah berusaha membangun infrastruktur digital nasional.

"Pembangunan infrastruktur digital merupakan skala prioritas yang telah diwujudkan bagi bangsa. Dampaknya cukup luas baik yang bersifat sosial maupun kemajuan di bidang ekonomi kerakyatan," ujarnya.

Menurut Siswadi kemajuan ini harus dimanfaatkan dengan baik, khususnya oleh generasi milenial yang tidak pernah bisa memisahkan kehidupan nyatanya dengan dunia maya.

Acara tersebut berlangsung dua hari, 13 dan 14 Maret 2019, terwujud berkat kerja sama RMI NU, Kominfo RI dan Pesantren Al Falah. Kegiatan pelatihan ini dihadiri utusan pengurus RMI NU, IPNU dan IPPNU serta admin website Nahdliyyin dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat. (Hady Haedar/Kendi Setiawan)


Terkait