Nasional

Yenny Wahid: Gus Kelik Istiqomah Dengarkan Masyarakat Kecil

Kamis, 11 Agustus 2016 | 18:04 WIB

Yogyakarta, NU Online
Putri kedua Gus Dur Yenny Wahid mengatakan bahwa setiap orang memiliki amalan khusus yang menjadikannya istimewa. Misalnya, Gus Dur itu amalan-amalannya tentu bukan riyadhah yang seperti para kiai dan para gus. Amalannya Gus Dur adalah amalan ikhlas. Dicaci orang ia terima. Dihina orang ia terima. Dibenci orang tidak apa-apa. Tentu, Gus Kelik juga memiliki amalan tersendiri. Ia setia mendampingi orang-orang susah.

Demikian disampaikan oleh Yenny Wahid dalam acara tahlil sembilan hari wafat Gus Kelik di halaman Pesantren Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta, Rabu (10/8) malam.

“Gus Kelik ini, sebagaimana kita saksikan dalam hidupnya, beliau istiqamah mengajarkan shalawat kepada masyarakat. Bisa kita lihat di akhir hayatnya, begitu banyak orang yang telah disentuh oleh Gus Kelik sehingga hadir dalam acara pemakaman maupun tahlilnya,” ujar Yenny.

Gus Kelik bukan hanya mengajari shalawat, tapi juga menemani dan mendengarkan mereka-mereka yang susah.

“Ini adalah amalan yang mungkin kita semua tidak akan kuat untuk melakukannya. Mendampingi orang kesusahan dan menemani masyarakat kecil itu orang-orang istimewa yang punya kesadaran dan punya ketakziman luar biasa yang mau secara istiqamah melaksanakan itu,” tambah Yenny.

Dalam kesempatan ini, Yenny berpesan kepada para jamaah yang hadir agar terus menggali potensi amalan dirinya sendiri.

“Kalau ibu saya, misalnya riyadhahnya dengan puasa. Kita harus terus menggalinya, agar kelak amalan itulah yang menjadi ijazah ketika kita berkumpul kembali dengan Nabi Muhammad SAW,” lanjut Yenny.

Di akhir sambutannya, Yeny mengingatkan bahwa bukan seberapa banyak dzikir yang dibaca, atau seberapa sulit ayat-ayat yang didengungkan, tetapi yang terpenting adalah istiqamah dalam melakukan amalan-amalan tersebut.

Tampak hadir Pengasuh Pesantren Sunan Pandanaran Kiai Mu’tashim Billah, Pengasuh Pesantren Darul Qur’an Gunung Kidul Kiai Kharis Masduki dan lain sebagainya. Hadir juga pengurus harian PWNU DIY, jamaah Bil Musthafa, ratusan santri, dan masyarakat yang memadati halaman Pesantren Ali Maksum hingga halaman Masjid Pusat Pesantren Al-Munawwir. (Nur Rokhim/Alhafiz K)


Terkait