Warta

Ada yang Selamat Berkat Teriak Allahu Akbar!

Sabtu, 22 Juli 2006 | 03:50 WIB

Ciamis, NU Online
Jum’at (21/7) petang pukul 17.00 WIB, Tim Kemanusiaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menggelar pengobatan gratis keliling di sekitar lokasi bencana sudah berkemas untuk kembali ke posko karena sudah seharian berkeliling melayani para korban tsunami. Namun, tiba-tiba datang seorang anak muda mengendarai sepeda motor menghampiri tim.
 
”Pak, di sana ada nenek-nenek korban tsunami kemarin. Kakinya sakit sudah lima hari ini,” kata anak muda tersebut kepada salah seorang anggota Tim Kemanusiaan PBNU.<>Sejenak, tiga dokter yang menjadi anggota Tim Kemanusiaan PBNU saling berpandangan. ”Cabut, Mas. Ayo!” kata Dokter Mulyana Mubarak berinisiatif kepada anak muda tersebut sambil naik ke sepeda motor hendak menuju tempat yang dimaksud.
 
Setibanya di tempat yang dituju, tampak seorang nenek tergolek lemas tak berdaya di ranjang. Dari raut muka si nenek, tampak ia sedang menahan rasa sakit yang dialaminya.
 
”Kenapa, Ibu,” tanya Dokter Mulyana, begitu panggilan akrab dokter muda NU ini, kepada si nenek.
 
”Kaki saya sakit. Nggak tahu kenapa ini, padahal kemarin sudah diurut,” jawab si nenek sambil menunjuk pada kaki kanannya yang terlihat bengkak.
 
Tak banyak bicara, Dokter Mulyana langsung memeriksa si nenek dengan seksama. Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui si nenek mengalami patah tulang pada bonggol paha kanannya.
 
”Ibu beruntung pahanya sudah diurut. Bonggol paha ibu bergeser. Ini harus dirujuk ke rumah sakit. Tapi untuk sementara saya bandul dulu kakinya, ya, Bu,” ujar Dokter Mulyana sambil membebat kaki si nenek dan dibandul dengan dua buah batu bata. Hal itu ia lakukan agar kaki si nenek tidak banyak bergerak.
 
Tak lama kemudian, Dokter Mulyana menegaskan kembali agar si nenek untuk pergi ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut sambil memberikan sebuah salep untuk mengurangi rasa sakit
 
Mak Haji, demikian panggilan nenek tersebut, mengisahkan terjadinya gelombang tsunami itu. Saat itu, katanya, dirinya sedang mengambil jemuran di belakang rumahnya. Tiba-tiba datang gelombang pasang dan langsung menerjang dirinya.
 
”Saya pegangan ke pintu. Tapi pintunya nggak kuat nahan tsunami itu dan saya pun kelempar. Saya hanyut beberapa meter dari rumah,” kisah Mak Haji.
 
Dirinya sempat berteriak minta tolong kepada orang-orang di sekitarnya. Namun, karena saat itu semua orang sedang berusaha menyelamatkan diri masing-masing, maka tak ada seorang pun yang mendengarkan teriakannya.
 
Merasa pasrah karena tak ada orang yang mendengarkan, Mak Haji akhirnya berteriak Allahu Akbar. Hal itu, katanya, ia lakukan sebagai upaya terakhir agar diselamatkan dari amukan tsunami tersebut.
 
”Subhanallah, ada anak kecil yang mendengar teriakan Allahu Akbar saya. Kemudian anak kecil itu manggil orang, terus orang itu akhirnya menyelamatkan saya,” ungkap Mak Haji.
 
Tak hanya itu, Mak Haji juga mengaku bersyukur karena semua keluarga dan saudara-saudaranya berhasil selamat. (rif)


Terkait