Yogyakarta, NU Online
Warga Yogyakarta meminta pemerintah segera mencairkan dana bantuan untuk korban gempa yang pernah dinjajikan sebesar Rp. 10 juta sampai Rp. 30 juta. Mereka menyesalkan sikap pemerintah yang lebih memprioritaskan pencairan gaji pegawai dari pada bantuan untuk para korban gempa.
Warga menyampaikan hal itu saat menyambut kedatangan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ke Yogyakarta, Rabu (19/7). Wakil Presiden disambut aksi demonstrasi oleh ribuan warga korban gempa. Mereka menuntut pemerintah segera merealisasikan bantuan yang pernah dijanjikan.
<>Aksi demonstrasi dilakukan oleh warga yang tergabung dalam berbagai forum solidaritas gempa Yogyakarta. Para demonstran menyampaikan orasi di perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla sedang membuka Konvensi Internasional Ke-3 Federation of Islamic Medical Associations (FIMA) di Istana Kepresidenan Gedung Agung yang hanya berjarak tidak jauh dari kerumunan massa.
“Pencairan gaji ke-13 untuk para pejabat negara sangat tidak layak di tengah masyarakat sedang menghadapi kesulitan hidup akibat bencana yang datang bertubi-tubi karena mereka sudah bergelimang kemewahan,” kata Tri Wahyu Ketua Forum LSM Yogyakarta yang memimpin aksi.
Dikatakan, warga korban gempa yang menagih janji bukan berarti mengemis. Warga menuntut hak yang menjadi tanggungan negara. Pemerintah bertangung jawab penuh untuk memenuhi hak dasar warganya, seperti makan, rumah, kesehatan pendidikan. "Di Indonesia, tugas tersebut malah diperankan oleh masyarakat sendiri," Tri Wahyu.
Warga yang menjadi korban gempa membutuhkan bantuhan untuk memenuhi kebutuhan primer. Warga masih menunggu janji pemerintah untuk keperluan biaya hidup, perbaikan rumah, pembelian pakaian dan peralatan rumah tangga. Masalahnya, pemerintah pernah mengobral janji.
“Belum lagi pemikiran bagaimana merintis kembali usaha yang telah hancur. Tidak menutup kemungkinan apabila warga korban diberi sumbangan dalam bentuk uang maka tidak akan dibelanjakan alat-alat atau perlengkapan usaha mereka, melainkan akan ditabung atau digunakan keperluan yang mendesak,” kata Koordinator Lapangan Tim Solidaritas Kemanusiaan NU Yogyakarta, Munsoji, kepada NU Online di tempat terpisah.
Sebelumnya, pemerintah Kota Yogyakarta juga menjanjikan akan menggulirkan bantuan sebesar Rp. 300 juta untuk 481 UKM korban gempa. Bantuan sebesar Rp. 200 ribu hingga 2 juta akan segera dicairkan untuk pembelian dan perbaikan alat dan bahan produksi. “Hingga kini, kami belum dapat info kemana saja dana itu, dan untuk UKM yang mana,” kata Munsoji.
Sementara itu massa yang melakukan aksi mencoba merangsek masuk ke Gedung Agung, namun segera dihalangi oleh aparat kepolisian dari Poltabes Yogyakarta. Aparat menyiapkan semprotan air keras dan mengancam akan melakukan tindakan yang keras jika masa tetap memaksa.
Hingga pukul 11. 00 WIB aksi masih terus berlangsung. Dijadwalkan Wapres Jusuf Kalla akan menerima sepuluh perwakilan forum solidaritas gempa. (nus)